Oleh: Nur Rahmawati, S.H***
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang banyak merenggut nyawa manusia. Selain penyakit menular, TBC juga butuh waktu panjang untuk disembuhkan. Hal ini menjadi momok menakutkan tersendiri bagi masyarakat, mengingat mereka yang terdeteksi penyakit ini enggan untuk berobat atau menuntaskan pengobatan, sehingga terkesan sulit untuk disembuhkan.
Bahkan hingga kini, TBC menjadi penyakit berat dan meluas hampir di seluruh negeri. Menurut Erlina yang merupakan dokter spesialis paru menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara kedua dengan kasus TB terbanyak. Artinya, Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja dalam menangani kasus TBC (Liputan6.com, 17-2-2024).
Faktor Penyebab Penularan TBC
Perlunya penanganan serius dan tepat dalam menyelesaikan kasus TBC. Semua ini membutuhkan banyak peran tidak hanya individu, keluarga, dan masyarakat, tetapi yang terpenting adalah peran negara yang memiliki kuasa penuh dalam memenuhi kebutuhan kesehatan warganya.
Indonesia sendiri masih terancam penyakit yang menyerang paru-paru manusia, tidak hanya anak-anak tetapi juga dewasa tanpa pandang usia. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap penularan penyakit TBC, di antaranya, kemiskinan dengan segala dampaknya seperti rumah tidak sehat, terlebih mereka yang tinggal di kawasan padat penduduk dan kumuh, tentu berpotensi besar tertular penyakit TBC.
Selain itu, gizi buruk yang sulit dipenuhi sebab keadaan ekonomi yang kurang. Bahkan untuk memenuhi makan tiga kali sehari saja tidak mudah didapatkan oleh kalangan ke bawah. Apalagi, memikirkan biaya kesehatan, bisa jadi tidak masuk dalam daftar pembiayaan kehidupan mereka. Terlebih pengobatan penyakit TBC yang membutuhkan waktu lama, sehingga membatasi ruang gerak mereka untuk memenuhi nafkah hidup keluarga.
Oleh karenanya, kebanyakan dari mereka yang tertular akan abai dan menghentikan pengobatan TBC yang diderita. Tidak sampai di situ, kurangnya sosialisasi dan pemahaman akan bahaya serta cara mencegah penyakit TB, belum gencar dilakukan. Hal ini sebenarnya tidak cukup, jika hanya mensosialisasikan tanpa diimbangi dengan aksi nyata terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat yang sebenarnya tanggung jawab negara.
Sistem Kapitalisme Biang Keroknya
Beberapa faktor tersebut hanya sebagian kecil dari banyak faktor yang lain. Semua ini merupakan buah dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang menjadikan kesehatan masyarakat sebagai bahan komoditas untuk diambil keuntungannya oleh sebagian orang atau kelompok yang memiliki modal atau para oligarki, sehingga akan sangat terasa kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
Bagi kalangan mampu maka mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan sebaliknya. Inilah tabiat sesungguhnya dari sistem kapitalisme yang memudahkan pelaku dalam hal ini para elite kapital atau yang memiliki modal bisa berkuasa dan mengatur meski mengabaikan hak rakyat.
Sistem yang mengabaikan kesejahteraan rakyat demi meloloskan kepentingan segelintir orang. Sistem ekonomi kapitalisme inilah, biang keroknya yang menjadi akar dari persoalan kasus TBC tak kunjung usai. Maka, perlu melakukan perubahan sistem untuk menyelesaikan segala problematika yang terjadi pada negeri ini, tanpa terkecuali kasus TBC.
Islam Solusi
Memastikan ketersediaan layanan kesehatan adalah salah satu kewajiban negara. Mewujudkan masyarakat sehat dan terbebas dari penyakit hanya dapat tercapai dengan sistem Islam. Bagaimana tidak, negara dengan menerapkan sistem Islam akan mengupayakan secara serius untuk memenuhinya, termasuk dalam kasus TBC.
Adanya higiene dan sanitasi termasuk riset metode pengobatan dan pencegahan yang efektif, serta eliminasi TBC akan dipenuhi secara maksimal oleh negara yang menerapkan sistem Islam secara komprehensif dan efektif. Islam mewajibkan negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat, termasuk penyediaan rumah sehat bagi rakyat secara gratis tanpa terkecuali.
Tidak ada pembedaan antara kaya dan miskin, semua mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara Islam. Negara wajib mengupayakan berbagai hal untuk mencegah dan memberantas penyakit TBC, termasuk mendukung riset untuk menemukan pencegahan dan pengobatan yang efektif. Inilah solusi yang ditawarkan oleh Islam.
Selain itu, adanya upaya mengedukasi masyarakat oleh pemerintah tentang bahaya penyakit dan pencegahannya. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman masyarakat sehingga tumbuh kesadaran, sehingga dengan senang hati rakyat melakukan pencegahan bersama. Bagi mereka di sistem Islam, upaya pencegahan sebagai bentuk ketaatan tidak hanya kepada Allah Swt. tetapi juga kepada pemimpin. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa taala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 59).
Maka, kembali melanjutkan kehidupan yang berasaskan Islam menjadi kewajiban dan kebutuhan masyarakat saat ini dan akan datang. Hanya sistem Islam solusi tepat dan menyeluruh serta tuntas menyelesaikan segala persoalan, termasuk kasus TBC.
Wallahu’alam bishawab!
(Penulis merupakan Praktisi Pendidikan di Kotim)
Discussion about this post