SAMPIT – Heriyati alias Yati telah merencanakan melarikan diri bersama pacarnya Anto, setelah melakukan penganiayaan dan menelantarkan anak gadisnya yang baru berusia 6 tahun. Agar pelariannya itu tidak diketahui orang lain, sepasang kekasih yang memadu asmara ini meminta izin kepada orangtua Anto untuk pergi ke Kalimantan Barat (Kalbar).
“Setelah video anak terlantar itu viral, kami langsung melakukan penyelidikan. Orangtua dari Anto mengatakan anaknya pergi ke Kalbar. Namun setelah di selidiki lagi, ternyata kedua tersangka ini masih berada di Kotim,” kata Kapolres Kotim AKBP Abdoel Haris Jakkin, Selasa 25 Agustus 2020.
Anggota kepolisian bergerak menuju lokasi persembunyian tersangka. Seakan melihat pergerakan dari Tim Macan Mentaya Resmob Satreskrim Polres Kotim, lelaki berbadan kurus dan sang biduan bertato motif daun itu pun sudah terlebih dahulu melarikan diri menggunakan sepeda motor Suzuki Raider. Pelarian mereka terendus oleh Tim yang berada dibawah satuan Kasatreskrim Polres Kotim AKP Zaldy Kurniawan.
Pasangan kekasih ini diketahui sedang dalam perjalanan arah Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Mengetahui hal itu, Kapolres Kotim, langsung berkoordinasi dengan Dirlantas Polda Kalteng dan Satlantas Polresta Palangka Raya. Alhasil keduanya tertangkap saat melintasi Bundaran Besar kawasan jalan RTA Milono. Saat ditangkap keduanya berdalih hendak ke Banjarbaru untuk jalan-jalan.
“Disana mereka juga sempat mengelak jika telah melakukan penganiayaan terhadap anaknya Yati. Tersangka Anto berdalih jika si anak terjatuh dari motor sehingga tulang tangan kanannya patah. Padahal dia (Anto) yang mempelintirnya,” tutur polisi berpangkat dua melati emas ini.
Saat tertangkap, Yati nampak terlihat sedang dalam pengaruh narkotika golongan I bukan tanaman jenis sabu. Usut punya usut, sang biduan ini sering pesta sabu bersama pacarnya itu. Mereka kerap membeli barang haram tersebut di Kota Sampit untuk dikonsumsi bersama.
“Kuat dugaan, mereka sedang dalam pengaruh sabu saat melakukan penyiksaan. Tidak ada orangtua yang tega menyiksa anaknya. Hewan buas masih sayang dengan anaknya, apalagi manusia,” tukas Kapolres Kotim.
(shb/matakalteng.com)
Discussion about this post