SAMPIT – Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Juliansyah berharap keterpurukan ekonomi pada tahun 2020 silam tidak terulang kembali.
“Jangan sampai terulang lagi. Kita berharap ada perubahan ke arah yang positif. Kuncinya kalau tidak mau ekonomi bertumbuh negatif, pastikan sektor riil usaha kecil serta pasar tetap berjalan dengan normal tanpa mengesampingkan protokol kesehatan,” kata Juliansyah, Rabu, 4 Agustus 2021.
Juliansyah meyakini pemberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini bisa berdampingan dengan ekonomi. Karena pada dasarnya PPKM ini adalah pembatasan kegiatan masyarakat yang cenderung seperti kegiatan mengumpulkan banyak orang.
“Khususnya untuk Kotim saya melihat PPKM dan ekonomi masih bisa berjalan seiring asalkan PPKM ini memang dikawal. Dan saya sepakat dengan Pak Bupati bahwasanya yang dibubarkan itu adalah kerumunannya bukan pedagangnya,” ujar Sekretaris DPC Gerindra Kotim ini.
Menurut Wabup Kotim, Irawati, kinerja ekonomi Kabupaten Kotim sejak dihantam pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, terjun bebas. Wabah membuat semua sektor ekonomi lesu. Meski demikian, asa untuk bangkitnya perekonomian harus tetap dijaga untuk memacu semangat semua pihak agar tetap bertahan di tengah kondisi apapun.
”Laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan cukup tajam, yaitu sebesar 7,16 persen pada 2019, turun menjadi -3,09 persen pada 2020,” katanya.
Lesunya kegiatan ekonomi masyarakat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Meski demikian, tingkat inflasi cukup rendah dan masih terkendali, yaitu sebesar 2,02 persen pada 2019 dan 1,62 persen pada 2020.
Di sisi lain, pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku menurun dari Rp57,49 juta pada 2019, menjadi Rp 56,63 juta pada 2020. Untuk angka kemiskinan cenderung masih bisa ditekan dari 5,90 persen pada tahun 2019 menjadi 5,62 persen pada tahun 2020.
Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,47 persen pada 2019 menjadi 5,25 persen pada 2020. Sementara itu, indeks pembangunan manusia (IPM) cenderung lebih baik, yaitu 71,16 persen pada 2019 menjadi 71,31 pada 2020.
Mengacu dari data kinerja ekonomi daerah tersebut, lanjut Irawati, memang ada beberapa indikator ekonomi yang mengalami penurunan, namun ada pula beberapa indikator yang masih bisa bertahan meski dihantam pandemi Covid-19.
(dia/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post