SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai memberlakukan sekolah tatap muka pada Senin 2 Nopember 2020 mendatang. Namun, sekolah diminta tetap memperketat protokol kesehatan terhadap pelajar saat di sekolah.
“Pembelajaran secara tatap muka untuk SMP rencananya akan dibuka mulai awal bulan November,” kata Bupati Kotim H Supian Hadi, Senin 26 Oktober 2020.
Kebijakan tersebut diambil lantaran melihat banyaknya masyarakat yang mengeluhkan dampak dari pembelajaran dalam jaringan (daring) atau secara online. Mulai dari biaya yang digunakan untuk paket data, menurunnya tingkat kedisiplinan murid, kebosanan murid yang harus melakukan pembelajaran di rumah.
Selanjutnya, kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan kurang optimalnya kinerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) setempat lantaran harus mendampingi anaknya belajar secara daring di rumah. Namun alasan yang membuatnya lebih yakin untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka di sekolah karena banyak kalangan remaja yang tidak menerapkan disiplin protokol kesehatan.
“Kebijakan ini saya ambil karena banyak sekali pertimbangannya salah satunya adalah banyaknya remaja yang melanggar protokol kesehatan, sehingga” terang H Supian Hadi.
Ia menmbahkan, dalam pelaksanaannya nanti pihak sekolah dan tim satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kotim akan selalu berkoordinasi terkait apakah sekolah tersebut dapat melakukan pembelajaran secara langsung. Pasalnya pembelajaran tersebut hanya dapat dilakukan pada sekolah yang berada dikawasan bebas Covid-19 atau tidak pada zona merah.
Selain itu tim Satgas Penanganan Covid-19 juga akan selalu memantau sekolah yang melakukan pembelajaran secara tatap muka tersebut. Namun dalam hal ini pihak sekolah juga harus wajib menetapkan protokol kesehatan secara ketat kepada siswanya. Mulai dari mencuci tangan, memakai masker dan jaga jarak.
“Sekolah akan diwajibkan melakukan disiplin penerapan protokol kesehatan kepada siswanya,” ungkapnya.
Supian menilai dengan disiplin yang diterapkan oleh sekolah tersebut maka akan membiasakan siswa atau remaja menerapkan protokol kesehatan terutama masker. Dengan kebiasaan tersebut setidaknya dapat mencegah penyebaran virus Corona terhadap kalangan remaja tingkat bawah yang mayoritas adalah pelajar tingkat SMP.
“Pencegahan dapat kita lakukan, kualitas pendidikan di Kotim tetap baik, itu yang saya harapkan,” tambah Supian.
Rencananya pembelajaran secara tatap muka di Kotim sementara ini akan dilakukan selama satu minggu pada sekolah tingkat SMP. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan apakah setelah dilakukan pembelajaran secara tatap muka terjadi peningkatan terhadap Covid-19.
Jika terjadi peningkatan lanjut Supian Hadi, maka pembelajaran tersebut akan dihentikan selama kurang lebih 14 hari atau dua pekan, namun jika tidak terjadi peningkatan maka akan dilanjutkan dengan sekolah tingkat dasar (SD) untuk kelas 4, 5 dan 6. Sedangkan untuk kelas 1,2 dan 3 masih belum dapat dipastikan akan dilakukan pembelajaran secara tatap muka.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post