SAMPIT – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Juliansyah berharap, dengan adanya gelontoran Anggaran Dana Desa (ADD) yang cukup besar, diharapkan desa bisa menjadi mandiri yakni dengan menggali potensi-potensi yang ada di wilayah masing-masing melalui pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes).
“Dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh desa maka diharapkan bisa memunculkan ide kreatif dengan menjalankan usaha melalui BUMDes, sehingga pengelolaan sumber daya yang ada tidak hanya menunggu tetapi menggali potensi,” ujarnya, Senin, 22 April 2024.
Menurutnya, paradigmanya harus diubah. Bukan hanya menunggu, tetapi berusaha menciptakan ide-ide kreatif, lebih aktif dan inovatif dalam membangun desa.
“Pihak desa bisa menggali potensi sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Misal seperti di Kecamatan Cempaga, khususnya Desa Luwuk Bunter, mereka bisa menghasilkan sisa hasil usaha (SHU) sekitar Rp 286 juta kepada anggotanya dan bantuan pendidikan kepada warga yang berprestasi,” bebernya.
Untuk itu diharapkan, desa lainnya mencontoh koperasi yang dikelola di Desa Luwuk Bunter tersebut mengingat masih banyak desa yang belum ada mengajukan kegiatan desa khususnya di bidang usaha milik desa ini.
“Karena penghasilannya bisa membantu pembangunan di tingkat desa tanpa tergantung akan bantuan anggaran dari pemerintah kabupaten. Maka bisa terwujud desa mandiri,” tegasnya.
Diketahui, BUMDes LKM Hatantiring Mengatang Utus di Luwuk Bunter dibentuk pada tahun 2016, dengan modal awalnya hanya Rp 6 juta, dan saat ini sudah berkembang hingga Rp 2,1 miliar sehingga sejak tahun 2020 berdasarkan keputusan pengurus dan anggota maka sudah mampu membagikan SHU kepada anggotanya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post