SAMPIT – Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Suprianto mengaku khawatir, jika polemik galian C akan berdampak luas, salah satunya menghambat pembangunan daerah karena terganggunya pasokan material.
“Kalau bahan baku tidak ada, dampak nya besar terhadap pembangunan. Makanya ini perlu dicarikan solusi bersama,” katanya, Kamis 9 Maret 2023.
Masalah galian C kembali mencuat. Bahkan lebih dari 100 orang sopir dan pengusaha galian C berdemonstrasi di gedung DPRD Kotim meminta nasib mereka diperjuangkan karena sudah 15 hari mereka tidak bekerja lantaran penertiban galian C.
“Proyek fisik pembangunan pemerintah memerlukan material galian C, yaitu pasir, tanah dan batu. Jika material tidak tersedia, maka pembangunan fisik dipastikan akan terhambat,”ucapnya.
Kondisi itu akan merugikan pemerintah dan masyarakat karena program yang sudah direncanakan tidak berjalan dengan baik sesuai harapan Dia juga menambahkan, tahun ini target pembangunan rumah bersubsidi di Kotim sekitar 1.200 unit.
“Jika ketersediaan material galian C terhambat maka bisa berdampak pada realisasi pembangunan rumah murah tersebut. Dampak yang ditimbulkan cukup luas karena menyangkut bidang lainnya seperti tenaga kerja,”tegasnya.
Contoh kecil, pengerjaan satu unit rumah setidaknya mempekerjakan empat orang tukang. Jika material terganggu, maka akan berdampak pada nasib para tukang.
Terhambatnya pasokan juga bisa berdampak pada melonjaknya harga material.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post