SAMPIT – Banjir yang terjadi di sejumlah titik Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidak kunjung surut. Sudah tiga hari banjir menggenangi jalan hingga rumah warga. Bahkan beberapa warga mengalami kerugian akibat tambak ikan yang terendam banjir dan membuat ikan di tambak hanyut.
“Bahkan kalau sore itu banyak warga berjejer di pinggir jalan mancing, karena tahu banyak ikan yang lepas dari tambak,” kata seorang warga di Jalan Sempurna Barat, Marja, Kamis, 2 Mei 2024.
Menurutnya, daerah itu memang sudah sering mengalami banjir ketika hujan lebat, namun baru kali ini banjir sangat parah hingga masuk ke dalam rumah. Bahkan banyak warga yang terpaksa mengungsi ke masjid dan mushola terdekat.
“Kemarin juga sudah ada relawan yang datang kesini bagi-bagi makanan untuk korban banjir. Kalau rumah saya beruntung dapurnya lebih tinggi, jadi beberapa barang masih bisa diselamatkan ke dapur dan masih bisa memasak. Tapi kalau tempat tidur memang sudah tidak bisa, semua di dalam rumah terendam banjir,” ujarnya.
Sementara itu banjir yang terjadi di titik lainnya yakni akses masuk Perumahan Graha Pramuka juga tidak kunjung surut. Bahkan banjir mengakibatkan kerusakan jalan cukup parah hingga sulit untuk dilalui pengendara roda 2 hingga roda 4.
“Khususnya jalan utama untuk keluar ke Jalan Pramuka itu banjir sudah berhari-hari masih merendam jalan. Dan untuk di jalan poros menuju perumahan tahap 6, jalan sudah mau putus karena terbawa arus banjir. Padahal itu akses jalan satu-satunya mau masuk atau keluar perumahan,” ujar warga sekitar, Idah.
Menurutnya, pihak pengembang memang sudah menggali drainase menggunakan alat berat di jalan utama. Namun air tidak bisa mengalir menuju sungai besar di Jalan Pramuka karena terhalang siring beton sungai.
“Kalau untuk jalan khusus di tahap 6, memang sampai saat ini belum ada tindakan dari pihak pengembang perumahan. Kami dari warga sebelumnya sudah gotong royong bersama RT setempat, namun tentu tidak bertahan lama karena dikerjakan secara manual saja. Airnya tidak bisa tembus ke sungai besar sehingga mengakibatkan banjir. Kita berharap ada tindakan dari pengembang, atau pemerintah agar menegur pengembang yang tidak menyediakan saluran air dengan benar,” pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post