KUALA PEMBUANG – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan Albidinnor mengakui bahwa semakin tahun kemampuan pemerintah dalam menyediakan pupuk subsidi terus mengalami penurunan. Konsidi ini berbanding terbalik dengan minat pars petani akan pupuk subsidi tersebut.
“Pupuk ini setiap tahunnya kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi itu trendnya menurun, sementara peminat dari pupuk subsidi itu meningkat. Jadi berbanding terbalik,” katanya, Selasa 12 April 2022.
Ia mengatakan, untuk pupuk non subsidi pada saat ini harganya memang sangat tinggi. “Perlu dicatat bahwa pupuk non subsidi itu saat ini harganya melangit, untuk pupuk Mutiara dari yang awalnya Rp10.000 sekarang sudah Rp15.000,” ujarnya.
Di tengah kondisi harga pupuk non subsidi yang terlampau tinggi tersebut, maka sebagian besar petani akan cenderung untuk menggunakan pupuk bersubsidi. Yang mana akan ada potensi atau kemungkinan penyalahgunaan.
Kondisi ini juga yang menjadi salah satu latar belakang pihaknya untuk membentuk Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida yang ada di Bumi Gawi Hatantiring. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan dan lain sebagainya terkait dengan pupuk subsidi tersebut sesuai dengan ketentuan.
“Komisi ini kita bentuk sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan agar pemberian pupuk subsidi ini memenuhi enam 6T, yaitu tepat jenis, tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu,” pungkasnya.
(ald/matakalteng.com)
Discussion about this post