SAMPIT – Musim kemarau panjang di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berdampak pada sebagian besar daratan berdebu dan kebakaran lahan (Karhan), sehingga menimbulkan asap. Udara yang kotor membuat warga terdampak sejumlah penyakit, salah satunya diare.
“Sekarang sudah memasuki musim kemarau, udara juga tidak sehat. Kita harus berhati-hati jajan di luaran karena bisa jadi makan dapat terkontaminasi oleh bakteri yang dibawa debu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi, Minggu 20 Agustus 2023.
Makanan yang terkontaminasi itu jika dikonsumsi dapat menimbulkan masalah pencernaan seperti diare. Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, jika memasuki musim kemarau selain ISPA tidak sedikit warga yang menderita diare.
Meski demikian, disebut Umar sapaan akrab Kadinkes itu, jumlah kasus diare pada Agustus ini tidak ada peningkatan signifikan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu. Berdasarkan data pihaknya, kasus diare akut pada Agustus ini ada 117 orang, Juli 449 dan Juni 348 orang.
Namun masyarakat diminta tetap menjaga kesehatan dengan upayakan mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak, jika makanan tidak dimasak (buah, lalapan), harus dicuci bersih sebelum dihidangkan. Selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menggunakan masker apabila bepergian dan kontak langsung dengan udara luar.
“Data itu berdasarkan laporan dari setiap Puskesmas yang ada di Kotim. Memang belum ada kenaikan secara signifikan tapi kita juga tetap waspada dan selalu jaga kesehatan dengan makanan yang sehat dan sering minum air putih yang banyak. Saya juga mengimbau jika ada warga yang sakit untuk segera berobat ke pusat layanan kesehatan terdekat,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post