SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sekarang memiliki gedung krematorium. Tempat kremasi jenazah itu merupakan satu-satunya yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dibangun dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp1, 6 miliar.
“Hari ini saya meresmikan gedung Krematorium dan saya apresiasi khususnya kepada Yayasan Sosial Bakti Sampit, karena bisa membuat atau membangun gedung Krematorium,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Jumat 16 Juni 2023.
Itu ia ungkapkan saat peresmian gedung Krematorium yang berada di komplek pemakaman Tionghoa Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang di Jalan Jenderal Sudirman Km 6 Sampit.
Lanjut Halikin, apresiasi itu diberikan karena pihaknya mampu membangun Krematorium tersebut. Diketahui gedung tempat kremasi itu satu-satunya di Kalimantan Tengah. Sehingga, menurut orang nomor satu di Kotim, itu menjadi salah satu kebanggaan bagi Kotim.
“Ini tentu menjadi kebanggaan kita, karena lebih maju dari kabupaten lainnya. Untuk itu semua warga Tionghoa manfaatkan gedung Krematorium ini, sesuai dengan keyakinan,” imbuhnya.
Sementara Ketua Sosial Bakti Sampit Budiman mengungkapkan, Krematorium ini kerinduan mereka dari puluhan tahun. Karena sejauh ini kremasi dilakukan di luar Kalteng.
“Pembangunan ini dimulai dari April 2021. Dan sekarang dapat terwujud selain adanya bantuan dari Pemkab Kotim juga adanya kerjasama dari Tionghoa yang ada di daerah ini,” ujarnya.
Lanjutnya, Krematorium itu telah dibuat dengan sangat canggih atau sangat modern. Mesinnya pun buatan dari Australia dengan dilengkapi berbagai macam filter. Sehingga pada saat digunakan untuk kremasi, seperti tidak ada kegiatan.
“Proses kremasi hanya memerlukan waktu tiga jam saja tidak berhari-hari, karena suhu pada mesin itu sebesar 800° Celcius. Jadi tidak menimbulkan asap dan bau. Sehingga seperti tidak ada kegiatan karena semua ada filternya,” terangnya.
Gedung Krematorium ini digunakan oleh lintas agama selain Tionghoa, Hindu Bali, Hindu Kaharingan, Budha hingga Kristen bagi yang mau. Serta tidak hanya masyarakat Kotim melainkan se Kalteng bagi yang memerlukan.
Mereka pun tidak menarik biaya, hanya saja menyediakan solar 150 liter untuk proses kremasi jenazah dengan waktu tiga jam selesai. “Karena kami sifatnya bakti sosial, jadi kami tidak menarik biaya. Mereka yang tidak mampu kami gratiskan. Tapi mereka yang mampu biasanya malah menyumbang ke kami. Siapa saja bisa menggunakan ini,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post