SAMPIT – Sempat mengalami pasang surut karena intensitas hujan, banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kini mulai berangsur-angsur surut dan warga yang terdampak pun mulai berkurang.
“Memang saat ini kami belum mengantongi data warga terbaru yang terdampak, namun dari informasi banjir sudah mulai surut dan rumah-rumah warga juga sudah mulai timbul lagi setelah sempat tenggelam oleh air banjir,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Rihel, Selasa 11 Oktober 2022.
Dari data terakhir ujarnya, ada 4 kecamatan dan 20 desa yang mengalami banjir, yakni Kecamatan Bukit Santuai, Kota Besi, Mentaya Hulu dan Antang Kalang. Khususnya desa-desa yang berada di wilayah pinggir sungai Mentaya.
“Sekarang ketinggian air dari 10 sampai 60 cm di atas jalan, artinya sudah surut. Karena kemarin ada yang mencapai 2 meter, khususnya di wilayah Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi,” sebutnya.
Menurut Rihel, ketika air surut laporan memang lebih lambat diterima dari pemerintah desa, berbeda ketika air dalam, karena warga membutuhkan bantuan sehingga pendataan dilakukan dengan cepat agar segera mendapatkan bantuan.
“Kalau ada informasi lebih lanjut akan kami publiskan. Sementara ini kami masih memegang data beberapa hari yang lalu saat air masih tinggi, tapi kemungkinan kalau hujan lebat terjadi lagi, air akan naik kembali. Apalagi kemarin malam juga hujan lebat sampai dini hari,” tegasnya.
Diketahui, sebelumnya wilayah yang terdampak banjir yakni terparah di Kecamatan Mentaya Hulu yang merendam 14 desa. Banjir di Kecamatan Parenggean merendam 2 desa yaitu Barunang Miri dan Bejarau.
Banjir di Kecamatan Telaga Antang merendam 4 desa, yaitu Tumbang Boloi, Tumbang Mangkup, Rantau Katang dan Tumbang Sangai. Kemudian di Kecamatan Tualan Hulu merendam 4 desa, yaitu Luwuk Sampun, Mirah, Tumbang Mujam dan Sebungsu.
Sementara banjir di Kecamatan Kota Besi merendam Desa Hanjalipan meluas ke Desa Pamalian dan Rasau Tumbuh. Banjir yang terjadi menyebabkan 3.000 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan dengan korban jiwa sebanyak 11.000 jiwa lebih.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post