SAMPIT – Perjuangan para tenaga medis dan penunjang medis dalam melawan Covid-19 belum berakhir. Mereka yang berada di garda terdepan rela mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, dan nyawa demi menyelamatkan ratusan bahkan ribuan pasien berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), hingga positif Covid-19. Banyak dari mereka yang sulit pulang ke rumah untuk bertemu keluarga demi mencegah penularan.
Muhtarudin salah seorang petugas di RSUD dr Murjani Sampit mengaku, sebagai manusia kerap diselimuti rasa takut tertular Covid-19, terutama jika terjadi peningkatan kasus seperti yang terjadi saat ini.
Segala upaya telah dilakukan oleh petugas yang biasa dipanggil Rudi ini agar tidak terpapar Covid-19, namun musuh yang dilawannya tidak kelihatan akhirnya ia terpapar juga. Iapun tidak tahu darimana dan dari siapa virus tersebut.
Sebelum ketahuan terpapar Covid-19, ia jatuh sakit sekitar 5 hari. Sakit yang diderita yakni flu, demam, hilang penciuman dan tidak normalnya indera perasa. Untuk memastikan apakah ia terpapar Covid-19, maka dia langsung menghubungi kantornya untuk melakukan rapit test antigen dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19, sehingga ia melakukan isolasi mandiri di rumah. Selang beberapa hari kembali diminta untuk melakukan Swab PCR dan hasilnya tetap positif. Pada tanggal 17 Juli Rudi melakukan isolasi mandiri di kos untuk menghindari kontak dengan keluarga di rumah.
“Awalnya saya anggap sakit flu biasa, tapi perasaan saya beda karena gejalanya hampir sama dengan penderita Covid. Lalu saya rapid tes antigen dan PCR sekalinya saya Covid-19. Setelah dinyatakan positif saya disarankan untuk isolasi mandiri di rumah,” jelas Rudi menceritakan, Rabu 28 Juli 2021.
Selama ia menjalani isolasi mandiri di rumah, berupaya untuk tidak stres. Ia menjaga agar pola makan serta asupan gizi tetap stabil. Berbagai macam obat dan suplemen tetap ia konsumsi sesuai dengan anjuran dan resep dokter.
“Sekitar lima hari pertama menjalani isolasi mandiri keluhan berkurang, hanya batuk saja yang masih ada. Namun tiap pagi saya tetap olahraga untuk tetap menjaga kebugaran kebetulan selama isolasi saya tinggal kos, dan di kos itu ada juga apsien isolasi mandiri jadi enak bisa saling komunikasi dan memberikan semangat,” ucap Muhtarudin.
Setelah sekitar 10 hari menjalani isolasi mandiri (isoman) Rudi merasa sudah tidak ada keluhan lagi, sehingga melakukan Swab PCR. Hasilnya keluar tanggal 27 Juli 2021 dan ia negatif.
Pada intinya jelas Rudi, selam menjalani isoman harus bisa menjaga pikiran agar tidak stres. Selalu ikhtiar dan berdoa kepada Allah agar penyakit yang diderita bisa sembuh.
“Pikiran harus tenang agar imun kita tetap bagus. Kalau kita stres dan panik itu yang mengakibatkan kita drop, akhirnya virus lebih mudah menyerang,” katanya.
Rudi yang merupakan petugas bagian oksigen di RSUD dr Murjani Sampit ini berpesan kepada teman-temannya dan masyarakat agar tetap mentaati imbauan pemerintah agar tetap taat protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
(fi/matakalteng.com)
Discussion about this post