PALANGKA RAYA – Data baru yang dikeluarkan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), dr. Riza Syahputra, menginformasikan bahwa sebanyak 101 warga Kota Palangka Raya terinfeksi HIV/AIDS selama periode Januari hingga Juni 2023. Kasus ini menjadi yang tertinggi di seluruh wilayah Kalteng, dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya.
Riza mengungkapkan, selain Kota Palangka Raya, terdapat dua daerah lainnya yang juga memiliki kasus cukup tinggi, yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur dengan 41 kasus, dan Kotawaringin Barat dengan 14 kasus HIV/AIDS.
“P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng telah memulai pengumpulan data lanjutan untuk melihat jumlah kasus selama periode Juli hingga Desember saat ini,” beber Riza, Minggu 17 Desember 2023.
Ia menambahkan meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kalteng menunjukkan adanya kebutuhan untuk peningkatan kesadaran akan bahaya penyakit ini dan langkah-langkah pencegahannya.
Perlu diketahui bahwa HIV disebabkan oleh virus yang menyerang sistem imunitas, dan infeksi virus tersebut mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia. Pada tahap terminal infeksinya, HIV dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Secara terpisah, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Siska memberikan penjelasan mengenai jumlah penderita HIV/AIDS di Palangka Raya yang hanya bisa terdeteksi saat pemeriksaan di suatu lokasi.
“Data yang diperoleh ini berdasarkan pemeriksaan dilokasi yang kita kunjungi atau penderita yang mendatangi langsung fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP). Jadi jika penderita tidak berobat, maka tidak akan terdata,” jelasnya.
Siska menambahkan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini, Pemerintah Kota Palangka Raya mendirikan lima fasilitas kesehatan yang mendukung PDP, yakni RSUD Doris Sylvanus, RSI Muhammadiyah, Puskesmas Marina Permai, Jekan Raya dan Panarung.
PDP sendiri merupakan program medis dan sosial yang menggunakan pendekatan multidisiplin untuk memberikan dukungan psikologis, kesehatan, dan sosial kepada orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Pendekatan tersebut melibatkan sejumlah bidang di antaranya medis, perawatan, narkoba, spesialisasi kesehatan masyarakat dan pekerjaan sosial.
“Masyarakat diingatkan untuk selalu waspada dan meningkatkan kesadaran mengenai bahaya penyakit HIV/AIDS. Masyarakat juga harus l rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terutama untuk pengguna narkoba, perempuan hamil, dan pasangan suami istri,” pungkasnya.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post