PALANGKA RAYA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan, komoditas beras mengalami kenaikan di 72 Kabupaten/Kota meski juga mengalami penurunan di 90 Kabupaten/Kota lainnya.
Hal tersebut disampaikannya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi, yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Nuryakin secara daring melalui konferensi video dari Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin 9 Januari 2023.
Tidak hanya beras disampaikan juga oleh Tito, komoditas telur ayam ras mengalami penurunan di 206 Kabupaten/Kota dan mengalami kenaikan hanya di 16 Kabupaten/Kota. Komoditas daging ayam ras juga mengalami penurunan di 118 Kabupaten/Kota dan mengalami kenaikan di 55 Kabupaten/Kota lainnya.
“Stabilitas harga pangan menjadi hal yang paling utama menjadi perhatian kita. Oleh karena itu, Presiden meminta agar kita bisa konsisten mendukung pengendalian harga barang/jasa atau indikator inflasi,” ujarnya.
Disebutkan angka inflasi nasional ditentukan oleh kerja Pemerintah Pusat dan seluruh Pemerintah Daerah. Sehingga, peran Pemerintah Daerah dinilai juga sangat penting. Hal itu terlihat dari inflasi nasional pada bulan September yaitu 5,9 persen dan turun pada bulan Oktober yaitu 5,7 persen.
“BI memperkirakan akan terjadi penurunan sedikit di bulan November, tetapi ternyata kita bisa menyentuh angka 5,42 persen. Di akhir tahun BPS merilis angka inflasi dengan kenaikan sedikit yaitu 5,51 persen, tetapi kita tidak perlu berkecil hati karena ada natal dan tahun baru (nataru), otomatis meningkat,” ucapnya.
Disampaikan pula, inflasi bulan Desember 2022 berada pada angka 0,66% (mtm) dan 5,51% (yoy). Sampai dengan tanggal 6 Januari 2023, terpantau komoditas yang menyumbang kenaikan sekaligus penurunan di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, yaitu cabai rawit yang mengalami kenaikan di 81 Kabupaten/Kota meski juga mengalami penurunan di 42 Kabupaten/Kota lainnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Margo Yuwono menyampaikan tingkat inflasi tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 dan 2014. Tekanan inflasi komponen Harga Diatur Pemerintah secara tahunan masih tinggi yang didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota dalam setahun terakhir.
“Tekanan inflasi tahunan komponen Harga Bergejolak pada Desember kembali mengalami pelemahan dibandingkan bulan sebelumnya yang disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, sehingga tekanan inflasi komponen Inti secara tahunan masih terkendali,” sebutnya.
Lebih lanjut Margo menyatakan, upaya yang bisa dilakukan dalam mengendalikan harga komoditas pangan yakni memperkuat pengelolaan stok terutama pada komoditas volatile foods; menjaga ketersediaan komoditas pangan yang dihasilkan dari luar daerah melalui kerjasama pengadaan pasokan antar provinsi; dan menciptakan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dengan menciptakan barang substitusinya.
Sebelumnya pada rapat TPID beberapa waktu lalu, Sekda Nuryakin mengungkapkan di tahun 2023 ini upaya untuk menekan angka inflasi di Kalteng diharapkan bisa lebih dimaksimalkan. “Kita berharap koordinasi dan komunikasi yang sudah terjalin selama ini harus kita optimalkan lagi apapun hasilnya,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post