PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pendidikan (Diknas) telah menyusun skema pendidikan bagi sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) sederajat di tengah situasi pandemi Covid-19. Skema yang terus diperbaiki ini rencananya dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang mulai berjalan per Juli 2020 mendatang.
“Kita kan tidak tahu pasti kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Hanya ada beberapa prediksi. Sementara kegiatan pendidikan tidak mungkin tidak dijalankan. Karena itu, konsep sesuai protokol Covid-19 ini kita siapkan,” kata Kepala Diknas Provinsi Kalteng Dr Ir H Mofit Saptono MP kepada wartawan, Jumat 12 Juni 2020.
Dijelaskan Mofit, skema pendidikan ini nantinya akan diberlakukan bagi 982 SMA/SMK sederajat dan SLB dijalankan sekitar 5350 tenaga pendidik di seluruh kabupaten/kota se-Kalteng. Sedangkan penerapannya yang telah disesuaikan dengan klasifikasi status penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing.
“Kita (Diknas) mengelompokkan status daerah dalam dua klasifikasi saja, zona hijau dan non-hijau. Konsep pendidikan yang dijalankan nantinya menyesuaikan pengelompokan itu,” terang mantan Wakil Wali Kota Palangka Raya.
Dia melanjutkan, dalam konsep pendidikan di wilayah zona hijau, secara garis besar kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah dapat dilaksanakan langsung di sekolah.
“Guidance-nya (panduan) sudah ada. Sekolah bisa dijalankankan selama 4 jam, siswa masuk sistem shift, setengah dari jumlah keseluruhan secara bergantian sehingga sesuai dengan aturan social distancing. Untuk kelas 12 yang masuk setiap hari karena mereka sudah harus disiapkan menghadapi ujian,” jelas mantan dosen Universitas Palangka Raya itu.
Adapun konsep pendidikan bagi sekolah di zona non-hijau (merah), belajar siswa hanya dilaksanakan dari rumah, dipandu pendidik yang juga mengajar dari rumah ataupun menjadi “guru kunjung” jika memungkinkan.
“Kita harus ‘memaksa’ agar ini dapat berjalan. Untuk siswa yang perangkatnya kurang memadai, Pak Gubernur sampai dengan saat ini sudah mengupayakan pengadaan 6 ribu unit laptop dan 2.800 unit tablet. Itu bisa kita pinjamkan. Untuk guru yang belum terampil menggunakan aplikasi mengajar secara daring (dalam jaringan), kita latih di sekolah,” ujarnya.
Mofit berharap, konsep ini nantinya bisa berjalan baik dan mendapat dukungan dari para orangtua siswa, terutama sebagai pembimbing mereka dalam belajar di rumah.
(sut/matakalteng.com)
Discussion about this post