SAMPIT – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar Festival Panen Hasil Belajar. Festival tersebut merupakan lokakarya 7 program guru penggerak angkatan ke IX. Kegiatan tersebut merupakan seleksi akhir bagi calon guru penggerak (CGP).
“Untuk menjadi guru penggerak itu cukup berat karena ada beberapa tahapan seleksi, dan panen hasil hasil belajar ini seleksi bagi calon guru penggerak,” kata Kepala Balai Penggerak Kalteng I Ketut Sukajaya, Minggu 28 April 2024.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Lokakarya 7 Penen Hasil Belajar program guru penggerak angkatan IX Kabupaten Kotim, di Atrium Citimall Sampit.
Disampaikan ada beberapa tahapan bagi guru untuk menjadi guru penggerak. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi calon guru penggerak. Sehingga Festival Panen Hasil Belajar ini memamerkan hasil karya, metode, media pembelajaran.
“Harapan kami ke depan pemerintah daerah juga Dinas Pendidikan setempat bisa memperdayakan mereka para guru penggerak. Mereka yang telah lulus jadi guru penggerak bisa diangkat menjadi kepala sekolah atau pengawas,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kotim Muhammad Irfansyah mengungkapkan Festival Panen Hasil Belajar ini diikuti oleh 38 orang dari jenjang pendidikan dari TK- SMA atau sederajat.
“Setelah ini adalah pengumuman kelulusan bagi calon guru penggerak. Setelah itu baru mereka mendapatkan sertifikat guru penggerak. Mereka itu harus menjadi guru yang bisa membawa perubahan sesuai dengan kurikulum merdeka belajar. Sehingga bisa menciptakan pemimpin sekolah yang diharapkan ke depannya,” ucapnya.
Disebutnya, saat ini telah ada 69 yang telah ditetapkan sebagai guru penggerak atau guru yang telah memegang sertifikat guru penggerak. Dimana pada angkatan ke IV ada 28 orang, angkatan VII ada 41 orang.
“Sedangkan yang masih calon itu angkatan IX ada 35 yang hari ini, kemudian yang sedang proses itu adalah angkatan X ada 34 . Sehingga calonnya juga ada 69 kalau ditotal antara GP dan CGP sudah ada 138 orang di Kotim. Mudahan ke depan guru-guru di Kotim bisa merata menjadi guru penggerak,” harapnya.
(dev/matakalteng)
Discussion about this post