SAMPIT – Sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mengharuskan peserta didik mendaftar di sekolah yang terdekat dengan rumah ternyata masih menjadi persoalan, lantaran jumlah sekolah negeri khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum merata.
Bahkan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Sampit Suyatmi menilai, pemerintah perlu membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri yang baru di Sampit untuk memenuhi syarat sistem zonasi tersebut.
“Khususnya di wilayah Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang masih kekurangan SMA negeri kalau menggunakan sistem zonasi,” ujarnya, Minggu 11 Juli 2021.
Dikatakannya juga, siswa/i yang berasal dari lulusan sekolahnya kesulitan masuk ke SMA negeri karena adanya sistem zonasi ini.
“Kalau mendaftar ke SMA 1 tentu kalah bersaing, apalagi ke SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sudah kalah di zona terlalu jauh,” tegasnya.
Sehingga ujarnya, hampir semua siswa/i yang lulus dari SMPN 4 Sampit melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3, di Desa Telaga Baru.
“Padahal minat dan bakat siswa di sekitar wilayah SMP Negeri 4 Sampit tidak cuma masuk SMK, namun karena sistem zonasi ini jadi tidak bisa tersalurkan. Untuk itu kami berharap adanya SMA negeri baru di wilayah Ketapang,” ungkapnya.
Menurutnya, jika menunggu adanya hibah untuk pembanguna SMA negeri tidak akan kunjung teralisasi, karena dirinya menilai masyarakat tidak akan mau menghibahkan tanah mereka.
“Maka harus ada inisiatif dari pemerintah sendiri, apalagi saya lihat di Ketapang ini masih banyak lahan kosong, jangan sampai nanti semua lahan di sini terisi perekebunan sawti semua,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=51871 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post