SAMPIT – Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Mariani, mendorong pemerintah setempat agar dapat mengatasi kasus kemiskinan yang ada di wilayah ini. Terutama saat ini angka kemiskinan masih cukup tinggi dan harus mendapatkan penanganan serius karena menyangkut kesejahteraan masyarakat.
“Kemiskinan ekstrem di Kotim memang sudah habis, tapi yang masih dianggap miskin cukup banyak. Ini tantangan bagi pemerintah daerah bagaimana menyusun ataupun menyatukan program, agar warga kita yang miskin menjadi tidak miskin lagi,” katanya, Senin, 11 Maret 2024.
Lanjutnya, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu isu strategis tidak hanya bagi pemerintah daerah, tetapi juga nasional. Berdasarkan data tahun 2022, angka kemiskinan di Kotim sebesar 5,95 persen, turun menjadi 5,69 persen pada tahun 2023 atau turun 0,26 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 26.570 orang.
”Kemiskinan di Kotim turun setiap tahun, tetapi angkanya masih cukup tinggi, ini menjadi PR agar bagaimana warga- warga di Kotim yang miskin ini bisa terlepas dari kemiskinan,” tegasnya.
Lebih lanjut Mariani mengatakan, ada enam dampak kemiskinan yang perlu diketahui, yaitu meningkatnya angka pengangguran, banyak kasus putus sekolah, muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat, meningkatnya tindakan kriminalitas, meningkatnya angka kematian, dan berbagai konflik yang terjadi di masyarakat akan bermunculan.
“Kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain upah minimum yang tidak memadai, taraf hidup masyarakat yang buruk, dan meningkatnya angka pengangguran setiap tahun tanpa adanya tambahan kesempatan kerja,” pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post