Oleh: Dewi Utami, S.Pd.I***
Fenomena Bullying bak jamur yang semakin tumbuh subur. Sebulan ke belakang telah terjadi berbagai kasus bullying yang menghebohkan negeri. Pelaku bullying pun sudah mulai menyasar pada anak di bawah umur hingga mahasiswa.
Padahal sebagai pelajar yang digadang-gadang menjadi generasi penerus bangsa, yang mana seharusnya mereka memfokuskan untuk menguyah ilmu sebanyak-banyaknya, namun mirisnya saat ini justru teralihkan dengan berbagai problematika kenakalan pelajar.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi kejahatan bullying ini dilakukan secara terbuka bahkan secara live, tentu hal ini membuktikan bahwa kejahatan di negeri sudah semakin genting. Mengutip dari jabar, indtimes 27-04-2024, Aksi perundungan remaja di Kota Bandung viral di media sosial Instagram.
Pelaku melakukan perundungan dengan cara memukul hingga korban menjerit, dan menyiarkannya secara langsung di akun Tiktok. Berdasarkan Informasi yang dihimpun, peristiwa itu berlangsung di daerah wilayah Mekarwangi, Kota Bandung. Dari video perundungan viral ini terlihat pelaku mengucapkan kalimat tidak seronok dengan menggunakan bahasa Sunda.
Menurut data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA), sejak Januari sampai dengan Februari 2024 jumlah kasus kekerasan terhadap anak mencapai 1.993 dan akan dimungkinkan akan terus meningkat dari tahun sebelumnya.
Bullying merupakan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama dan tujuan pendidikan di negeri, sehingga perilaku ini harus segera diatasi. Jika tidak, akan menimbulkan kerusakan bagi para generasi penerus bangsa. Seperti adanya sikap penguasaan, penindasan, pelecehan, hingga berujung kematian.
Selain itu bullying akan berefek buruk bagi korban yaitu adanya perilaku trauma, rendah diri, individualis, gangguan mental, dll. Yang lebih dikawatirkan lagi negeri akan kehilangan generasi penerus bangsa yang bertaqwa,tangguh, cakap dan berjiwa pejuang.
Penyebab Bullying
Maraknya perilaku bullying tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu diantaranya :
Pertama, faktor individu. Kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama pada setiap individu pelajar sehingga ia tidak mempunyai ketaqwaan yang kuat untuk menjalankan perintah Allah. Tidak mempunyai akhlak dan adab yang mulia terhadap sesama. Karena tidak mampu membangun antara iman, ilmu dan amal.
Kedua, faktor keluarga. Keluarga yang lemah akan agama akan berpengaruh terhadap pola asuh anak-anaknya. Misalnya keluarga yang sudah cerai, ketidak harmonisan dalam anggota keluarga yang menyebabkan kurangnya komunikasi dan kehangatan antara anggota keluarga.
Sehingga anak lebih merasa nyaman ketika berada di luar rumah dan meluapkan sosial emosionalnya dalam bentuk kenakalan seperti bullying terhadap kawannya atau orang lain. Seperti pada kasus yang menimpa M siswa di SMP 4 Binjai 2015 silam. Oleh temannya I, pelaku yang merupakan tetangganya. Dari informasi I dibesarkan dari keluarga yang kurang harmonis.
Ketiga, faktor lingkungan. Baik buruknya lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh pada sikap anak. Tiadanya lingkungan yang ber amar maruf nahi munkar dan buruknya lingkungan tempat tinggal akan membentuk kepribadian anak yang tidak baik pula.
Selain faktor di atas ada sebab yang lebih berpengaruh yang berperan besar dalam individu, keluarga, serta lingkungan hidup yang menjadi faktor maraknya berbagai bentuk kenakalan pelajar, yaitu sistem sekularisme sistem yang tengah menguasai kehidupan. Yang mana agama dipisahkan dari pengaturan kehidupan. Agama diambil tidak secara keseluruhan.
Padahal urgensi agama dalam kehidupan itu berperan sangat penting dalam membentuk suasana kehidupan yang aman, harmonis, berkah untuk di dunia maupun di akhirat. Agama Islam mengatur hubungan individu dengan Tuhannya seperti ibadah. Mengatur individu dengan dirinya yang meliputi cara berpakaian, akhlak, dll. Kemudian individu dengan sesamanya seperti, pendidikan, muamalah, sistem pergaulan, ekonomi, hukum, dll.
Rasulullah SAW Role Model Terbaik Dalam Pendidikan.
Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin terbaik bagi seluruh umat, yang mana Beliau telah berhasil mencabut kejahilliyahan umat hingga ke akar-akarnya. Beliau menaburkan Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupan sebagai ramuan atas kejahilliyahan masyarakat waktu itu.
Sehingga umat bisa menikmati betapa mulianya Islam jika diterapkan dalam aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam pendidikan. Karena jika kita melihat begitu indahnya kisah-kisah para pemuda yang berhasil mendapatkan edukasi dari Islam. Yang dikisahkan secara langsung dalam Ayat-ayat Suci Allah. Allah juga memuji mereka dalam ayat-Nya. Karena kekokohan keimanannya yang luar biasa, menjadikan mereka menjadi pemuda pilihan.
Begitupun dengan para sahabat dan pemuda binaan Rasulullah, mereka lahir dalam kemuliaan ilmu dan pendidikan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW mendidik mereka berbasis aqidah Islamiyah yaitu mencerahkan pola pikir mereka dengan pola pikir Islam sehingga para sahabat dan pemuda mempunyai pola sikap Islam. Bergerak hanya untuk kebaikan, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya dengan penuh ridho dan berharap surga Allah semata.
Rasulullah pun juga mengajarkan untuk saling menyayangi antara sesama, melarang sikap bullying ataupun merendahkan seseorang hanya karena fisik ataupun status sosial. Jika melihat bagaimana Rasulullah SAW memuliakan Bilal bin Rabah seorang budak berkulit hitam. Rasulullah bahkan mengabarkan kepadanya surga karena keteguhan keimanan-Nya kepada Allah. Tidak gentar terhadap semua ujian yang ia terima dari orang kafir quraisy waktu itu.
Kemudian Ibnu Ummi Maktum seorang sahabat Rasulullah penyandang tuna netra, Rasulullah memeluknya dengan penuh kehangatan. Rasulullah memberikan pendidikan pula terhadapnya dengan ayat-ayat Allah. Sehingga dia terbentuk sebagai seorang yang tangguh hingga menemui ajalnya dalam keadaan syahid. Selain dari kisah di atas masih banyak kisah-kisah pemuda sahabat yang lahir dalam rahim Islam.
Hikmah
Kasus bullying tidak akan pernah berakhir selama pemisahan agama dari aturan kehidupan masih bercokong di tengah-tengan kehidupan masyarakat. Sehingga sebagai hamba yang beriman kepada Allah sudah selayaknya setiap individu, masyarakat dan negara harus mengambil Islam secara menyeluruh untuk mengatur kehidupan dan menyelesaikan setiap problematika kehidupan masyrakat.
Termasuk dalam membangun pendidikan yang berkualitas bagi para pelajar generasi penerus bangsa yang mampu menginplementasikan antara iman, ilmu, dan amal. Rasulullah menegaskan juga supaya orang tua mendidik anak-anaknya dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Sabda Rasulullah SAW : Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik. (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Dan dalam masyarakatpun harus ada upaya saling peduli, menasehati dalam kebaikan. Begitupun negara adalah pihak yang bertanggung jawab atas segala urusan rakyatnya. Sabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan.
Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin. (HR.Muslim). Termasuk dalam menciptakan pendidikan merupakan tanggung jawab penuh negara. Negara wajib membuat kurikulum yang mampu membangun peradaban bukan sekedar memenuhi kebutuhan industri dan pasar tenaga kerja, tetapi yang lebih penting yaitu membangun SDM berkualitas dan berintegritas.
Selain itu, kurikulum pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas yaitu membentuk peserta didik agar mempunyai kepribadian Islam, menguasai pengetahuan Islam, menguasai ilmu kehidupan (sains, teknologi dan keahlian yang memadai). Sedangkan untuk biaya pendidikan negara memberikan semua fasilitas secara gratis tidak di kapitalisasikan sehingga tidak menimbulkan beban bagi pelajar maupun orang tua.
Demikianlah jika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan. Akan melahirkan generasi bangsa yang berakhak mulia, cerdas dan bermental pejuang. Seperti para ilmuwan muslim dimasa kejaan Islam. Ibnu Sina seorang ahli kedokteran, Al-Khwarizmi ahli matimatika dan astronomi, Jabir ibn hayyan berpengaruh pada ilmu pengetahuan, Ibn Al-Haytham ahli matematika, astronomi, fisika, dan lain-lain
(Penulis adalah Pemerhati Remaja Kotawaringin Timur)
Discussion about this post