SAMPIT – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timir, H Rudianur berharap kepada semua pihak untuk terus menjaga dan memelihara budaya dan tradisi daerah yang jika dikemas dengan baik bisa menjadi magnet bagi wisatawan.
“Kalau untuk dijadikan daya tarik wisata, maka harus dikemas lebih menarik,” terang Rudianur.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki keragaman budaya dan tradisi yang perlu terus dijaga dipertahankan. Budaya dan tradisi tersebut setiap tahun terus dilaksanakan, seperti kegiatan Mandi Safar, Menuyang Anak, Simah Laut, Mamapas Lewu dan Mampakanan Sahur serta sejumlah tadisi dan budaya lainnya.
Dikatakan Rudianur, selama ini sejumlah kegiatan tradisi dan budaya Kotim selalu dilaksanakan setiap tahun karena sudah menjadi kalender tahunan. Namun demikian, juga perlu diperhatikan agar kegiatan-kegiatan ini juga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Apakah dari sisi pelestarian budaya, pariwisata maupun perekonomian masyarakat.
Seperti halnya mandi safar yang digelar pada hari Rabu (23/10) yang lalu. Kegiatan tradisi dan budaya tahunan yang dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalander Hijriyah. Pada ritual Mandi safar ini masyarakat Kabupaten Kotim mandi dan berenang di Sungai Mentaya bersama-sama. Biasanya di badan mereka diikatkan daun pohon Sawang yang sudah ditulisi doa-doa.
Tradisi Mandi Safar ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Namun kemudian kegiatan Mandi Safar ini mulai dikelola oleh pemerintah menjadi kegiatan wisata.
(saf/matakalteng.com)
Discussion about this post