SAMPIT – Masyarakat yang ingin membeli kendaraan harus lebih hati-hati atau waspada. Sebab, banyak terjadi kasus penipuan berkedok perantara untuk membeli suatu barang, walaupun dalam hal itu keluarga sekalipun.
Kapolres Kotim AKBP Sarpani melalui Kasat Reskrim AKP Gede Agus Putra Atmaja mengatakan, kejadian seperti ini sering terjadi apalagi di era perkembangan teknologi saat ini. Sehingga pengguna media sosial (Medsos) bisa saja menyamarkan identitasnya, sama persis dengan yang asli.
“Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat jangan sesekali menggunakan perantara untuk membeli barang, apalagi barang yang dibeli bernilai yang cukup besar, karena seiring perkembangan teknologi semua identitas itu bisa saja dimanipulasi,” ungkapnya, Senin 25 Juli 2022.
Lanjutnya, belum lama ini pihaknya baru saja menerima laporan dari masyarakat tentang dugaan penipuan sekaligus adanya pengancaman terkait dengan perantaraan mobil tersebut. “Saat ini kami masih menyelidiki dugaan kasus penipuan tersebut. Yang pastinya, korban sudan melapor ke Mapolres Kotim,” jelasnya
Pria yang biasa disapa Agus ini menambahkan, masyarakat sebaiknya jangan mudah percaya kepada siapapun untuk membeli sesuatu misalnya kendaraan roda empat ataupun roda dua. Apabila memaksa harus menggunakan perantara, cari lah pihak yang legal agar transaksi tersebut jelas.
“Untuk itu kalau membeli barang misalnya melalui pihak notaris. Itu pasti akan terjamin aman,kalau pihak perantara belum tentu itu jelas apalagi legalitasnya belum ada,” ungkapnya. Pria yang berpangkat dua balok emas tersebut, menjelaskan, begitu juga dengan perantara untuk urusan ke kantor Polisi.
Jika ada perkara di Kepolisian, sebaiknya dilakukan sendiri dan jangan memakai perantara jika itu tidak legal. Sehingga, resiko terjadinya aksi penipuan bisa dihindari dan kedua belah pihak tidak dirugikan kan akibat.
“Saat ini jangan sembarangan meminta bantuan. Seperti yang kami tangani saat ini, korban dan diduga pelaku padahal sudah saling kenal. Korban mengaku tertipu belasan juta rupiah saat ingin membeli mobil dan hasilnya sebagian uangnya itu tidak tahu ke mana digunakan oleh si perantara tersebut,” pungkasnya.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post