SAMPIT – Menjelang Iduladha atau Idulkurban, harga cabai rawit mulai pedas di beberapa pasar yang ada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
“Cabai rawit mulai pedas (naik),” kata Nur, salah seorang pedagang sayur di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Minggu, 18 Juli 2021.
Bahan baku bumbu pedas ini naik hingga Rp 10 ribu per kilogram. Cabai biasa dengan kualitas sedang awalnya hanya Rp 40 ribu, kini naik menjadi Rp 50 per kilogram. Sementara Cabai Rawit kualitas bagus biasanya Rp 50 ribu, sekarang jadi Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu.
Selain menjelang hari raya Iduladha, cuaca buruk juga menjadi pengaruh naiknya harga cabai. Sebagian besar cabai rawit dipasok dari luar Kotim, seperti pulau Jawa.
“Menjelang Iduladha biasanya permintaan naik tapi barang sedikit. Dan juga sekarang kapal yang biasa membawa lambat datang karena gelombang besar, makanya naik,” ungkapnya.
Meskipun cabai rawit mengalami kenaikan harga namun untuk jenis cabai lainnya masih normal. Seperti cabai merah keriting masih seharga Rp 40 ribu dan cabai hijau sayur Rp 30 ribu per kilogram.
“Kalau lainnya normal saja hanya cabai rawit itu saja. Karena cabai merah maupun hijau itu permintaannya biasa saja tidak banyak,” terang Nur.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Udara H Asan Sampit, gelombang tinggi terjadi hampir di seluruh perairan Laut Jawa dengan ketinggian mencapai 1 hingga 2,5 meter dan kecepatan angin di permukaan laut berkisar 8 hingga 20 knot. Ketinggian gelombang tersebut sangat berbahaya bagi pelayaran.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post