SAMPIT – Petani yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengaplikasikan pestisida nabati (pesnab) dan pupuk hayati untuk tanamannya karena dinilai lebih aman bagi kesehatan juga menguntungkan.
Supri salah satu petani yang ada di wilayah Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK), Kotim mengatakan dirinya mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida sejak setahun yang lalu dan hasilnya meningkat.
“Kami memang masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida tapi tidak seperti dulu yang hampir sepenuhnya. Sekarang mungkin hanya 30-40 persen saja kami menggunakan pestisida dan pupuk kimia,” sebutnya, Rabu 16 Februari 2022.
Dirinya menilai penggunaan pestisida dan pupuk kimia terus menerus akan berdampak buruk terhadap tanah bahkan bagi kesehatan baik petani maupun orang yang mengkonsumsi tanamannya.
Selain itu, saat ini pupuk kimia cukup mahal dimana per sak bisa mencapai Rp 550 ribu bahkan sulit dicari. Tentu itu akan membuat petani tertekan karena harus mengeluarkan cost yang cukup besar.
“Sementara dengan adanya pesnab dan pupuk hayati, bisa menurunkan 60-70 persen penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Jadi itu bisa meningkatkan penghasilan dan menurunkan cost,” sebutnya.
Diungkapkan jika sebelumnya ia harus mengeluarkan modal sebesar Rp 160 hingga 170 juta untuk menanam 13 ribu batang pohon tomat di lahan seluas 3/4 hektar, namun sekarang modal yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 94 juta.
“Sebelum ada pupuk hayati, kami menggunakan pupuk kimia sekitar 1 ton lebih lebih untuk lahan seluas 3/4 hektar. Sedangkan pestisida untuk 13 ribu batang pohon sekitar Rp 4 sampai 5 juta. Sekarang total pupuk sama pestisida hanya Rp94 juta. Karena untuk pupuk kimia berkurang hingga 60 persen dari tiga tahap penanaman,” hitungnya.
Dipaparkannya fungsi dari pupuk hayati dan pesnab itu sama ampuhnya untuk menyuburkan tanaman dan mengusir hama yang menyerang tanaman. Itu terlihat dari tanaman tomat miliknya yang subur dan tidak ada satupun daunnya berlubang karena dimakan ulat dan belalang.
Sementara untuk bahannya mudah ditemukan apalagi di Kota Sampit. Namun untuk pengaplikasiannya harus cukup rutin. Karena pupuk hayati merupakan berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman dan menyuburkan tanaman.
“Kalau kami pesnab sendiri terbuat dari buah Bentaro, Cabai Tembakau dan Baking Soda. Caranya Buah itu dicincang dan direndam di 200 liter air, dicampur cabai 1 kg, bawang putih 1/4 kg dan baking soda secukupnya. 1×24 airnya sudah bisa digunakan untuk mengusir hama tanaman dengan cara disemprotkan. Insya Allah hasilnya akan memuaskan dan tidak memiliki dampak pada kesehatan serta tanah,” ucapnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post