SAMPIT – Dalam rangka kunjungan kerja yang dilakukan personel Pemadam Kebakaran (Damkar) Kecamatan Lamandau ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kotawaringin Timur (Kotim), pihaknya bersama-sama melakukan latihan menangkap ular yang dipandu oleh Tim Rescue dari Komunitas Reptil Sampit.
Kepala Disdamkarmat Kotim Hawianan mengatakan, turut bangga karena Damkar Lamandau memilih Disdamkarmat Kotim untuk dikunjungi dan belajar bersama. “Kami berharap dalam latihan bersama ini saling mengisi dengan personel dari Lamandau. Apalagi tugas Damkar ini sangat mulia, memang biasanya di saat tiada musibah kita ini tidak dipandang ketika musibah datang baru melihat betapa pentingnya bagi masyarakat,” kata Hawianan, Kamis 18 November 2021.
Patut ditanamkan ujarnya, di dalam hati para personel adalah jiwa pengabdian dan loyalitas. Sebagaimana pantang pulang sebelum padam walau nyawa taruhannya. “Kami perlu mengasah kemampuan karena risiko nyawa menjadi taruhan. Makanya kami terus asah kemampuan tidak hanya dalam pemadaman api namun juga rescue lainnya,” ujarnya.
Selain itu juga ada penyelamatan, musim hujan banyak gangguan ular. Kemarau banyak sarang tawon. Dan ini pelayanan percuma untuk masyarakat begitu merasa penting. “Personel 69 Satgas ada 6 orang. ASN 26 orang. Saya bangga kita kelola seluruh personel 101 orang. Sehingga memberikan rasa aman dan tentram bagi masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, pihaknya juga akan membentuk relawan di desa dan akan melatih relawan. Tentu ujarnya harus dibekali pelatihan. “Ini program kami untuk tahun 2022. Kami akan kumpulkan relawan di 17 kecamatan dan 168 desa. Kami berharap dalam forum ini bisa sharing dan kondisinya di Lamandau. Sehingga Disdamkarmat dapat melayani masyarakat lebih baik,” ungkapnya.
Sekretaris Satpol PP dan Damkar Lamandau, Eriati mengatakan, personel Damkar adalah kerja sosial dan kerja dengan hati. “Tujuan kami ingin sharing tugas dan pekerjaan. Kita punya kondisi alam berbeda tempat kami tidak ada lahan gambut. Selain itu di Kotim sudah dinas kami ingin belajar menjadi dinas saat ini kami masih digabung. Damkar, BPBD di kami digabung dengan Satpol PP,” ujarnya.
Selain itu penanganan kebakaran di lahan gambut ujarnya, jauh dari sumber air. Karena daerah Lamandau perbukitan, sehingga bagaimana caranya mencari air di lahan yang jauh dari jalan. “Kami kuga evakuasi hewan berbahaya, dengan alat sederhana. Kami juga membantu membersihkan rumah warga setelah kebanjiran. Menyedot sumbatan saluran air. Sebenarnya itu bukan tupoksi kami tapi apa boleh buat. Harus kami lakukan demi kemanusiaan,” tegasnya.
Terpisah, Harie Ketua Komunitas Reptil Sampit mengatakan, pelatihan menangkap ular ini untuk melatih agar tim rescue mengetahui cara menangkap ular dengan baik. “Yang paling penting itu latihan terus. Setiap jenis ular kita keluarkan semua dalam pelatihan ini, kita jelaskan sifatnya dan teknik menangkapnya,” ujar Harie.
Teknik pertama yang harus disiapkan ujarnya, adalah mental, kedua fisik harus sehat, kalau tidak sehat lebih baik digantikan dengan petugas yang lainnya. “Alat khusus untuk menangkap ular atau kalau tidak ada bisa menggunakan kayu dan karung. Bagi warga yang menemukan ular jika tidak tahu cara menangkap ular lebih baik hubungi tim rescue saja, karena menangkap ular perlu keahlian khusus,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post