BUNTOK – Bupati Barito Selatan (Barsel) periode 2017-2022 H Eddy Raya Samsuri, ST., MM, berniat dalam salah satu programnya bagi Barsel, yakni berkeinginan untuk merenovasi salah satu situs budaya “Patahu Buhai Bapa Laut Bulan” yang ada di Kecamatan Dusun Hilir, Tumbang Sei Purun Desa Sungai Jaya.
Adapun terkait dengan rencananya itu,untuk merenovasi kawasan wisata yang juga cagar budaya, Eddy Raya mendorong Pemkab Barsel dan Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk turut ambil bagian dalam penanganannya. Kita berharap Pj Bupati Barsel, Gubernur Kalteng dan para donatur serta simpatisan perusahan juga dukungan para Ormas bersedia membantu jalannya rencana kegiatan ini,” ungkap Eddy Raya Samsuri dalam keterangannya, Kamis 9 Mei 2024.
Selain pemerintah setempat, Eddy juga ingin melibatkan sejumlah elemen masyarakat seperti para tokoh pemuda, adat, dan tokoh masyarakat terutama ahli waris yang ada di Desa Sei Jaya, serta dukungan penuh dari Damang Kepala Adat Kecamatan Dusun Hilir Yusep T Aceng, luntuk menjalankan tugas dan fungsinya agar bisa melestarikan, pengembangan nilai-nilai budaya adat istiadat berdasarkan Perda Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Kelembagaan Adat di Kalimatan Tengah.
“Kami berencana untuk membentuk tim pelaksana kegiatan ritual pembangunan dan renovasi kawasan situs Budaya Balai Keramat Raja Patahu Buhai Bapalaut Bulan di Tumbang Sei Purun Bulau, Desa Sei Jaya Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan Tahun 2024-2025,” ucap Eddy Raya.
Selain itu Eddy Raya juga mengatakan, bahwa situs budaya tersebut punya sejarah penting di masa lampau karena di kawasan Muara Sei Purun Bulau, disitu terdapat sebuah bangunan berukuran mini, yakni Balai Karamat Raja yang dibuat untuk tempat petilasan oleh salah satu leluhur suku Dayak Ngaju yang disebut dengan Patahu bernama “Buhai Bapa Laut Bulan”.
“Tempat ini juga untuk bahajat atau bernazar, jadi sebagai rasa syukur dan terima kasih dibuatlah bangunan Balai Karamat Raja Buhai Bapalaut Bulan”, jelasnya. Ketua DPD Golkar Kabupaten Barito Selatan ini menjelaskan,bahwa Patahu pada 1960-an didirikan oleh seorang tokoh adat di Desa Sei Jaya yaitu ‘Damang Simma’ dan ‘Pelda Roman Tueng’ yang merupakan seorang Tentara Nasional Indonesia.
“Ini juga merupakan salah satu penghormatan kepada nilai-nilai dan norma adat istiadat serta budaya kearifan lokal, Suku Dayak Ngaju yang mendiami Desa Sei Jaya. Maka dari itu sebagai bentuk rasa keprihatinannya, saya berharap agar para generasi muda bisa tergugah melihat kondisi itu terlebih sudah mulai lapuk dimakan usia,” pungkasnya.
(Taufik/matakalteng)
Discussion about this post