SAMPIT – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) harus mampu menjadi wadah dalam membentengi dampak dari era digitalisasi saat ini.
Bupati Kotim Halikinnor pada saat rapat koordinasi dan konsolidasi MUI dengan seluruh majelis kecamatan se- Kotim mengatakan era digitalisasi dinilai memiliki dampak terhadap budaya luar dengan mudah ke wilayah Kotim. “Dalam pertemuan silaturahmi ini membahas hal-hal sesuai dengan perkembangan terkini, karena MUI sebagai wadah untuk membentengi umat islam dari pengaruh budaya luar,” katanya, Sabtu 16 Oktober 2021.
Lanjutnya, nilai-nilai budaya baru yang masuk dengan cepat ini harus diimbangi dengan kedewasaan berpikir dan nilai agama. Jika tidak maka moral dan budi pekerti masyarakat akan luntur. “Dan kebanyakan yang dianut itu kulitnya atau luarnya saja bukan esensinya. Jadi tidak heran kalau yang muncul itu gejala-gejala seperti pergaulan bebas yang kebanyakan menyesatkan,” jelas orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini.
Mencegah itu perlunya peran para ulama atau MUI yang merupakan sosok yang bisa menjaga moral dan bentengnya masyarakat. Hal itu lantaran MUI memliki fungsi memberikan fatwa dan nasehat kepada masyarakat terutama umat islam dan pemerintah mengenai keagamaan dan kemasyarakatan, agar terhindar dari pengaruh buruk atau dampak dari nilai-nilai baru tersebut. “Jadi peran dan fungsi MUI ini sangat besar dalam pembangunan dan memperkokoh etika, moral dan spiritual masyarakat,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=60029 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post