SAMPIT – Pembelajaran secara online atau melalui jaringan (daring) yang diberlakukan selama ini di hampir seluruh daerah salah satunya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) lantaran panei Covid-19, dinilai kurang efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran langsung atau tatap muka.
Wakil Bupati Kotim, Irawati mengatakan, pembelajaran secara daring itu kurang efektif dalam penyampaian materi pelajaran maupun kedisiplinan para peserta didik.
“Kalau menurut saya pribadi, itu tidak efektif. Tapi tergantung dari gurunya lagi dan sekolah masing-masing yang mengatur bagaimana pembelajaran daring ini,” katanya, Selasa 24 Agustus 2021.
Lantaran dirinya menilai ada sebagian peserta didik semakin tidak disiplin terutama dari seragam yang dikenakan pada saat menerima materi pelajaran secara daring. Selain itu materi pelajaran juga sulit diterima berbeda dengan secara tatap muka. Disitu guru dapat memantau secara langsung kendala yang dialami peserta didik.
“Ada sebagian yang daring atasannya aja yang mengenakan seragam, sedangkan bawahannya hanya mengenakan celana pendek. Selain itu penyampaian materi jika sinyalnya enak kalau sulit gimana,maka lebih efesien secara langsung,” papar Irawati.
Disampaikan saat ini Kotim telah dicabut dari level 3 PPKM. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 setempat agar pembelajaran secara tatap muka dapat kembali dilakukan.
“Saya kemarin sudah koordinasi dengan Satgas agar dikembalikan lagi fungsinya untuk pengawasan peserta didik kepada sekolah dalam hal ini adalah pembelajaran tatap muka. Namun jika dilakukan harus diatur polanya agar tetap bisa menerapkan protokol kesehatan. Setidaknya ada interaksi tatap muka tiga kali seminggu,” tutupnya.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post