PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah memulai langkah awal dalam membangun hilirisasi industri pada sektor pertanian. Mereka telah membangun pabrik beras modern di Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur sebagai bagian dari upaya untuk memaksimalkan program strategis nasional food estate di Kapuas dan Pulang Pisau.
Menurut Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran, Kalteng memiliki peluang besar dalam pengembangan sektor pertanian. Food estate dapat memberikan multiplier effect bagi semua sektor, termasuk peningkatan kesejahteraan petani dan penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya menjadi daya ungkit perekonomian.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sedang gencar membangun infrastruktur pendukung hilirisasi industri pangan di kawasan food estate, mulai dari pabrik beras modern atau Rice To Rice (RTR) di Kabupaten Pulang Pisau,” sebut Gubernur Sugianto, Kamis 4 April 2024.
Sugianto menjelaskan tujuan pembangunan RTR adalah untuk mengoptimalkan pengolahan beras padi petani lokal yang berasal dari penggilingan padi di wilayah setempat, untuk diproses menjadi beras kualitas premium. Sehingga tidak ada lagi petani yang mengolah padinya ke provinsi tetangga atau Kalimantan Selatan.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga membangun penggilingan padi modern atau Rice Mining Unit (RMU) di Desa Lempuyang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Desa tersebut juga menjadi salah satu wilayah penghasilan beras di Kalimantan Tengah.
“Kehadiran RMU akan membantu ketersediaan stok beras untuk wilayah barat. Harga beras yang mahal karena masih bergantung pada daerah lain dapat dikendalikan dengan kehadiran penggilingan padi modern atau RMU,” imbuhnya.
Dukungan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur pendukung hilirisasi industri pangan merupakan niat baik untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kualitas beras di Kalimantan Tengah. Langkah ini dapat membantu mengamankan pasokan stok pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di wilayah setempat dan mengurangi ketergantungan pada daerah lain.
“Oleh karena itu, diharapkan pembangunan hilirisasi industri dapat memajukan sektor pertanian secara berkelanjutan, dan memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat di masa depan,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalteng, H. Edy Pratowo bersama Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah sebelumnya melakukan Peletakan Batu Pertama atau Pembangunan Rice Milling Unit dan Rice to Rice di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.
Pada kesempatan itu, H. Edy Pratowo menyampaikan bahwa berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, khususnya di kawasan Food Estate sentra pengembangan padi, seperti di Kecamatan Pandih Batu. Metode pertanian modern diterapkan mulai dari proses budi daya, panen, pasca panen, pengolahan, hingga produk siap dijual.
“Dukungan sarana dan prasarana seperti alat pertanian, infrastruktur, perbankan, dan penunjang lainnya telah disiapkan pemerintah,” ujarnya. Wagub menambahkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sangat mendukung upaya peningkatan produksi pertanian atau pangan khususnya beras. Tahun 2024, target peningkatan nilai tambah produksi hasil pertanian untuk beras akan didukung oleh Pemerintah Daerah melalui pembangunan Rice Milling Unit dan Rice to Rice di Kabupaten Pulang Pisau.
“Selain itu, juga ada pembangunan Rice Milling Plant di Kabupaten Kotawaringin Timur. Kedua sarana infrastruktur pertanian ini berfungsi sebagai pabrik atau tempat produksi pengolahan gabah dan beras asalan menjadi beras medium dan premium,” imbuh Wagub. Pembangunan RMU dan RtR tersebut merupakan gagasan Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, agar Kalteng benar-benar mandiri dan memiliki yang fasilitas dalam produksi pangan khususnya beras.
“Dengan sinergi dan kolaborasi kita bersama, mulai dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, hingga seluruh elemen masyarakat, Provinsi Kalimantan Tengah akan mampu mewujudkan harapan menjadi Penyangga Lumbung Pangan Nasional, mampu memenuhi kedaulatan pangan, terutama produksi beras,” lanjutnya.
Ditegaskan Wagub, proyek pembangunan Rice Milling Unit dan Rice to Rice ini menjadi salah satu upaya nyata penguatan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi meningkatkan kesejahteraan petani.
Dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak dengan pemerintah memainkan peran penting dalam menghasilkan produksi pertanian dan pangan yang berkualitas. “Diharapkan, program-program pembangunan infrastruktur pertanian semacam ini dapat menjadi dorongan bagi para petani untuk terus meningkatkan kualitas produksinya dan berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Sementara, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah dalam sambutannya menyampaikan beberapa strategi di antaranya pompanisasi pada lahan tadah hujan sekitar 1 juta hektare di berbagai wilayah salah satunya di Kalteng yang sudah berjalan.
“Optimalisasi lahan 400 ribu hektare di seluruh wilayah seluruh Indonesia dimana 81 ribu hektare ada di Kalteng dan program Tumpang Sisip (Tusip) yakni penanaman padi gogo pada lahan-lahan perkebunan baik di lahan sawit maupun kelapa,” ujar Andi. Andi Nur Alamsyah mengapresiasi Peletakan Batu Pertama di Desa Pantik dan memastikan program-program tersebut akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat, terutama petani.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post