PALANGKA RAYA – Inflasi Kalteng pada bulan Januari 2024 naik dan menempati peringkat kedelapan nasional, menurut Sahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko. Hal ini disampaikannya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah Utama Kantor Gubernur Kalteng, Senin, 5 Februari 2024.
Yuas menyebutkan inflasi tersebut sebesar 3,81% dalam bentuk year-on-year (y-o-y), dan hampir seluruh wilayah Indonesia juga mengalami kenaikan inflasi yang serupa.
Kenaikan inflasi tersebut tentu memiliki alasan tersendiri dan dampak yang dirasakan oleh para konsumen maupun produsen. Terlebih lagi, adanya kebijakan pemerintah yang meningkatkan suku bunga Bank Indonesia dan pajak penghasilan misalnya, juga bisa berkontribusi pada kenaikan inflasi.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naiknya inflasi di Kalteng, seperti naiknya harga bahan bakar minyak, kenaikan harga pangan, dan kekurangan pasokan barang di pasar,” sebutya.
Tak dapat dipungkiri, kenaikan inflasi pastinya akan memberi dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat. Ada dua dampak terkait kenaikan inflasi ini, yaitu harga barang dan jasa yang naik, serta pengurangan daya beli masyarakat. Kenaikan harga barang-barang dan jasa tersebut bisa menjadi beban bagi para konsumen, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
“Selain itu, pengurangan daya beli masyarakat juga dapat menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi, seperti menurunnya permintaan barang dan jasa, inflow investasi, dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Yuas Elko pun berharap bahwa inflasi di Kalteng dapat turun perlahan di bulan-bulan mendatang, dimulai dari minggu kedua Februari 2024. Solusinya saat ini adalah dengan memperbaiki produksi pangan sekaligus menggenjot penyediaan pangan dari sumber di Kalteng. Selain itu, suplai energi seperti bahan bakar minyak juga perlu diatur jangan sampai terus mengalami kenaikan harga. Terakhir, pemerintah bisa meninjau ulang kebijakan yang mempengaruhi inflasi secara langsung, misalnya kebijakan pajak atau suku bunga BI.
Tentu, penanganan masalah yang cepat dan efektif perlu dilakukan agar kenaikan inflasi dapat diatasi tepat waktu. Kalteng sendiri memang tengah berjuang untuk menghadapi kenaikan inflasi ini dan mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki untuk mengambil langkah solutif di masa depan.
“Kita semua perlu memahami bahwa dalam menghadapi masalah inflasi, kerja sama dari semua pihak sangat penting guna mencegah terjadinya ketidakseimbangan dan kerugian lebih besar lagi,” pungkasnya.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post