PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng), H Edy Pratowo, membuka kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi setempat Tahun 2023, di Ballroom Hotel Bahalap, Kota Palangka Raya, Kamis, 23 November 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Kalteng menyampaikan apresiasinya serta menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat membangun komitmen bersama untuk mencapai sasaran dari Program Kerja Nasional, Provinsi yang juga sekaligus bersinergi dengan Program Pembangunan Urusan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Sampai ke Tingkat Kabupaten/Kota Se-Kalteng.
“Tentu hal tersebut sesuai dengan tema yang diusung dalam kegiatan ini, yaitu “Hapakat Provinsi dan Kabupaten/Kota Tantangan, Solusi, dan Praktek Baik Perwujudan Keluarga Berkualitas Melalui Kewirausahaan Perempuan di DRPPA,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wagub mengungkapkan di Provinsi Kalteng yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kaum Perempuan sebesar 67,67 dan IPM kaum Laki-laki 75,86 hal ini menunjukkan kualitas SDM kaum Perempuan masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki.
Ada beberapa tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan kualitas keluarga yang dihadapi yaitu Tingginya angka stunting di Kalteng yang pada tahun 2022 lalu sebesar 26,9 % di atas target Nasional 21,6 %.
Selain itu tingginya angka Perkawinan Usia Anak (PUA) di Kalteng sebesar 4,72 %, menyebabkan Kalteng berada pada urutan ke 3 (tiga) di atas target Nasional 8,06 %. Ditambah lagi dengan Meningkatnya jumlah kasus tindak kekerasan tahun 2022, terhadap anak 197 orang dan kasus kekerasan terhadap perempuan 78 orang.
Serta perlunya Memperkuat Komitmen dalam Perlindungan Perempuan dan Anak dan menyepakati konvergensi program dan kegiatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana di Tahun 2024 mendatang.
Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan, yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Keberadaan DRPPA juga sangat tergantung dari komitmen bersama yang diharapkan bisa membantu menyelesaikan isu-isu yang melingkupi perempuan dan anak di Desa dalam kemajuan Desa.
Adapun Pendekatan yang dilakukan dengan Pemberdayaan Kewirausahaan Perempuan khususnya Industri Rumahan Dalam Mewujudkan Ketahanan Keluarga Untuk Peningkatan Perekonomian Keluarga di Desa
“Dengan itu, perlunya Hapakat antara Kita semua baik Provinsi dengan Kabupaten/Kota dalam Pembentukan Keluarga Berkualitas Melalui Kewirausahaan Perempuan (Industri Rumahan) di Desa Ramah Perempuan Peduli Anak Kalimantan Tengah Tahun 2024,” tuturnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Kalteng Linae Victoria Aden mengungkapkan Hapakat dalam kegiatan ini memiliki arti gotong royong, dimana adanya kesepakatan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal peningkatan kualitas keluarga melalui upaya kewirausahaan perempuan di DRPPA.
“Dengan harapan apabila perekonomian keluarga membaik, maka kemampuan keluarga secara kualitas juga membaik, dan mereka akan mampu menyediakan makanan kebutuhan yang berkaitan dengan gizi keluarga, sehingga angka stunting nantinya juga ikut turun. Perempuan juga akan lebih percaya diri karena dia memiliki kemampuan dengan usaha sendiri yang meningkatkan kapasitas dirinya, yang dapat menurunkan angka KDRT. Selain itu, kemiskinan juga akan turun, dan ada kesempatan mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya,” bebernya.
Ia menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan SDM perempuan yang berkualitas di Kalteng. “Kita mulai dari desa, sudah ada empat model desa di Kotim dan Pulang Pisau. Saat ini kita gencar menyosialisasikan ke kabupaten lainnya untuk berkomitmen dan segera memilih desa-desanya sebagai model,” tukasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post