PALANGKA RAYA – Konflik yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, mendapat perhatian dari berbagai pihak, salah satunya Anggota DPR RI Komisi III, yang juga merupakan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran.
Dalam hal ini Agustiar selaku Ketua DAD Kalteng mengimbau agar masyarakat dapat menjaga ketertiban dan ketenteraman kondisi agar menjadi lebih kondusif. Pasalnya, konflik yang terjadi telah memakan korban jiwa.
“Kita menyayangkan dan prihatin dengan bentrokan yang terjadi, hingga ada korban jiwa. Kita meminta semua manahan diri dan harus bersatu menjaga kondusifitas Kalteng,” katanya, saat dikonfirmasi belum lama ini.
Agustiar Sabran menegaskan, DAD Kalteng mendukung penuh kebijakan yang diambil pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait, agar konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT HMBP di Desa Bangkal, segera diselesaikan.
“Pak Gubernur dan Forkopimda sudah berangkat ke Kotim untuk rapat dengan Pemkab Seruyan dan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini. Kita tentu sangat mendukung, agar konflik ini segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Agustiar juga menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas meninggal dan adanya masyarakat yang terluka akibat bentrokan di lokasi PT HMBP di Desa Bangkal. “Tadi pagi kita juga telah membesuk korban luka-luka. Semoga tidak ada lagi korban jiwa, karena kita sangat berduka dengan adanya korban jiwa akibat bentrok tersebut,” tukasnya.
DAD juga menghimbau Aparat Kepolisian dan masyarakat untuk menahan diri dan bersinergi menciptakan ketentraman dan ketertiban di daerah konflik. Disampaikannya, memperhatikan informasi dan laporan yang masuk berkenaan dengan maraknya keberadaan ormas-ormas baik yang mengatasnamakan masyarakat Dayak dan lainnya.
“Maka, dengan kerendahan hati kami minta untuk turut serta memberikan ketenangan dan keteduhan bagi anggota2nya. Beri ruang bagi pemda utk bekerja sesuai ketentuan PerUUan. Hormati kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah dukung lembaga adat utk memberikan keteduhan pasca konflik demi kedamaian bersama,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post