PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo mengatakan percepatan penurunan stunting menjadi salah satu agenda prioritas nasional dan daerah termasuk Kalteng, guna mempercepat pembangunan Sumber Daya Manusia yang cerdas, sehat, dan berdaya saing.
“Upaya pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi dan kelompok sasaran prioritas. Untuk mencapai keterpaduan integrasi tersebut memerlukan keselarasan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian baik lintas sektor maupun antar pemerintah dan masyarakat,” sebut Edy saat membuka Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota Tahap 2 dan Pameran Inovasi Stuntin di Aula Bappedalitbang Kalteng, Rabu 31 Mei 2023.
Upaya tersebut jelas Edy diperlukan sebuah penilaian kinerja untuk mengevaluasi pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota, dengan menggunakan instrument penilaian berdasarkan indikator dan periode waktu yang ditetapkan.
“Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai pusat monitoring dan evaluasi bersama melalui pelaporan pencapaian hasil dari kinerja kabupaten/kota, yang diukur dengan pencapaian berbagai indikator yang telah diatur baik di dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 maupun di dalam RAN PASTI. Dan selanjutnya dapat dilakukan berbagai inovasi serta kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting,” harap Wagub.
Kepala Bappedalitbang Kalteng Kaspinor mengatakan penilaian kinerja intervensi penurunan stunting terintegrasi merupakan proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten/kota dalam melakukan upaya untuk memperbaiki konvergensi intervensi gizi (spesifik dan sensitive). Perbaikan ini dilakukan melalui pelaksanaan 8 (delapan) Aksi Konvergensi/integrasi dalam perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan dan evaluasi program/kegiatan.
Pelaksanaan aksi integrasi ini diharapkan meningkatkan jumlah rumah tangga 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dapat mengakses intervensi gizi secara lengkap (konvergen) di kabupaten/kota.
“Menurut data SSGI tahun 2022, Provinsi Kalimantan Tengah berhasil menurunkan angka stunting sebesar 26,9%, turun 0,5 poin dari tahun 2021 yang sebelumnya berada di angka 27,4. Dan penurunan prevalensi stunting masih jauh dari kondisi yang diharapkan, Kondisi tersebut menunjukkan bahwa implementasi program-program penurunan stunting harus segera dilaksanakan secara maksimal. Berbagai program harus lebih terintegrasi dengan lebih baik antar semua kelembagaan dan instansi,” sebutnya dalam laporan.
(vi/matakalteng. com)
Discussion about this post