SAMPIT – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengimbau kepada satuan pendidikan di daerah ini yang belum mendaftarkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) agar segera mendaftar, mengingat pendaftaran terakhir sampai dengan tanggal 28 April 2024.
“Sudah saatnya kepala sekolah mendaftar IKM. Syarat pendaftaran Kurikulum Merdeka, yakni seluruh satuan pendidikan selain Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan yang belum mendaftar Kurikulum Merdeka pada tahun sebelumnya,”kata Kepala Disdik Kotim, M Irfansyah, Selasa 23 April 2024.
Kemudian lanjutnya, memiliki akun belajar.id yang terdata sebagai kepala sekolah/plt (tidak terbatas pada domain admin.belajar.id) dan mengunduh aplikasi Platform Merdeka Belajar (PMM) minimal versi 1.44.0 atau akses ke laman guru.kemdikbud.go.id
“Selanjutnya mengikuti alur pendaftaran hingga selesai dan khusus bagi sekolah swasta, wajib memiliki surat persetujuan dari yayasan/institusi untuk mendaftar Kurikulum Merdeka,”tegasnya.
Tambahnya, Kurikulum Merdeka menjadi sebuah langkah besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi semua peserta didik terlepas dari latar belakangnya. Dengan Kurikulum Merdeka, guru diberikan kepercayaan yang lebih besar untuk merancang pembelajaran sesuai dengan konteks, kebutuhan peserta didik, dan kondisi satuan pendidikan yang beragam.
“Langkah tersebut juga mengedepankan literasi yang relevan dengan perkembangan zaman seperti literasi digital, literasi finansial, literasi kesehatan, dan literasi perubahan iklim,”bebernya.
Irfan menyebutkan, jumlah sekolah atau satuan pendidikan di Kotim saat ini ada 826 sekolah, terdiri atas 280 Taman Kanak-kanak (TK), 31 Kelompok Bermain (KB), 3 Taman Pendidikan Al Quran (TPA), 10 Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Selanjutnya, 375 Sekolah Dasar (SD), 113 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 13 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
“Umumnya struktur Kurikulum Merdeka hampir sama dengan K13. Namun, pola Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan potensi siswa dengan pendekatan yang lebih inklusif dan kreatif,”pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post