SAMPIT – Lima hari lagi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 akan dilaksanakan, yakni tanggal 9 Desember 2020. Perang strategi terus dilancarkan masing-maaing Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur, dengan memberikan harapan kue pembangunan yang merata kepada masyarakat.
Kali ini lingkaran survei Indonesia (LSI) melakukan survey langsung pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotim. Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjoni mengatakan, hasil survey ini diperoleh bulan lalu, sehingga masih hangat-hangatnya.
“Pengumpulan data pada tanggal 23 – 29 November 2020. Metode sampling yaitu multistage random sampling
dengan jumlah responden 440 responden,” sebutnya, Jumat 4 Desember 2020.
Lanjutnya, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan
kuesioner dan menggunakan margin of error : ± 4.8 %. Dimana semua populasi pemilih di Kotim mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden.
Dalam hasil survei, pasangan calon Suprianti Rambat-M Arsyad dan M Rudini Darwan Ali-Samsudin setara sesuai dengan margin eror.
Sedangkan pasangan Halikinnor-Irawati paling berpeluang memenangkan pilkada Kotim. Dalam survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), salah satu sister company dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI- Denny JA), elektabilitas pasangan Harati mencapai 36,82%.
Sedangkan rangking kedua diduduki oleh pasangan Suprianti Rambat-M Arsyad dengan perolehan 21,59%. Pasangan berikutnya adalah M Rudini Darwan Ali-Syamsudin dengan perolehan 20,68%.
Sementara pasangan M Taufiq Mukri-Supriadi MT memeroleh 10,23%. Survei ini masih menyisakan responden yang menjawab ragu ragu, tidak tahu atau tidak menjawab yang biasa disebut dengan swing voters sebesar 10,23%.
“Mengapa Pasangan Halikinnor-Irawati paling berpeluang memenangkan Pilkada Kotim tahun ini? Karena berdasarkan tren yang dilihat dari tracking survei yang dilakukan sebelumnya, yakni pada bulan September, pasangan Halikkinnor-Irawati mengalami kenaikan yang paling signifikan yakni sebesar 19,32%,” jelasnya.
Sedangkan kenaikan elektabilitas berikutnya diperoleh Pasangan M Rudini Darwan Ali-Syamsudin sebesar 7,73%. Pasangan Suprianti Rambat hanya mengalami kenaikan sebesar 4,49%. Sedangkan pasangan M Taufik Mukri-Supriadi MT justru mengalami penurunan sebesar 3,64%.
“Faktor lain yang mendorong elektabilitas pasangan Harati naik secara signifikan adalah kenaikan popularitas yang cukup tinggi dibanding survei periode sebelumnya,” kata Sunarto.
Halikinnor memperoleh kenaikan popularitas sebesar 10,91% yakni dari 58,18% pada bulan September menjadi 69,09%. Kenaikan popularitas Halikinnor didukung oleh kenaikan popularitas pasangannya, Irawati sebesar 22,96%, dari 37,95% pada bulan September menjadi 60,91% pada bulan November. Sedangkan kandidat bupati yang lain kenaikkan popularitasnya masih di bawah 2%.
Selain kenaikan popularitas, pasangan HARATI juga mengalami kenaikan tingkat kesukaan. Tingkat kesukaan ter dari 69,53% menjadi 73% hadap Halikinnor naik 4,15%, sedangkan tingkat kesukaan terhadap Irawati naik sebesar 9,28% darei 66,47% menjadi 75,75%.
“Jadi faktor Irawati menjadi kunci dari kenaikan perolehan suara Harati. Irawati dikenal sebagai adik kandung dari Bupati Incumbent Supian Hadi,” ujarnya.
Dalam survei kali ini masyarakat yang menilai kinerja Supian Hadi sebagai bupati berhasil sebanyak 77%. Artinya ketika masyarakat puas terhadap bupati Incumbent, maka incumbent sangat berpengaruh apabila memberikan dukungan kepada salah satu calon, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Jadi selain kepopuleran kandidat, kali ini peran Supian Hadi bisa dikatakan sebagai king maker,” tegasnya.
Secara garis besar, yang paling berpotensi menang adalah HARATI. Namun menurutnya di hari H memungkinkan ada perubahan, jika ada kejadian luar biasa dalam pilkada. Dimana yang belum menentukan pilihan saat survei juga di hari H bisa masuk menambah suara masing-masing paslon.
Dirinya juga menyebutkan, salah satu faktor perubahan hasil survey pertama dan kedua, yaitu popularitas dan tingkat kesukaan terhadap kandidat. Dimana yang paling disukai yaitu M Taufiq Mukri.
“Wajar karena beliau wakil bupati dua periode,” bebernya.
Namun menurutnya, isu money politik juga bisa merubah hasil meski tidak signifikan. Dalam survei pihaknya mengambil sampel dari seluruh kecamatan yang ada di Kotim, namun tidak semua desa.
“Karena desa itu di acak dan kita pilih, jumlah penduduk lebih besar juga akan mendapatkan jatah sampel paling banyak. Jadi kota lebih banyak daripada desa,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, persepsi masyarakat dipengaruhi apa yang dirasakan, dimana meski Supian Hadi tersangka korupsi namun kepuasan masyarakat tetap tinggi.
“Kalau dulu yang korupsi sudah pasti gugur reputasinya, namun sekarang korupsi sudah dianggap lumrah dilakukan oleh para pejabat. Namun ini saya katakan bukan dari segi positif atau negatif melainkan netral. Jadi ada pergeseran pandangan di kalangan masyarakat,” tegasnya.
Dikatakannya, apa yang dipersepsikan oleh kaum intelektulan dan yang tidak mengenyam pendidikan tinggi persepsinya berbeda-beda. Jadi ini gambaran secara umum dari hasil penelitian.
“Pendukung militan HARATI juga jauh lebih tinggi dari pasangan lain. Namun masih banyak juga masyarakat yang belum menentukan pilihan. Dari analisa saya untuk paslon lain susah mengejar HARATI. Tergantung bagaimana usaha paslon lagi mencari dukungan. Bisa juga ada peluang jika ada kejadian luar biasa atau lainnya,” demikian Sunarto.
Diketahui, hasil survei sudah masuk sebelum debat publik terakhir dilaksanakan. Namun dijelaskan bahwa debat publik di Indonesia tidak terlalu mempengaruhi hasil survey.
Karena pilihan bisa dipengaruhi oleh kesamaan, misal kesamaan suku, budaya dan agama. Kemudian opini publik juga dapat mempengaruhi pilihan.
(dia/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=31266 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post