PALANGKA RAYA – Anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Riduanto mengatakan, untuk menangani dan mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) jangan hanya mengandalkan fogging. Cara mudah untuk mencegah penyakit DBD adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk dan abatisasi serta penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mengingat intensitas dan curah hujan selama musim penghujan di awal tahun 2020 ini sangat tinggi. Masyarakat diminta untuk terus mewaspadai ancaman penyebaran nyamuk Aedes aegypti pembawa penyakit DBD.
“Nyamuk Aedes aegypti perkembangbiakannya memanfaatkan air yang tergenang, karena itu untuk mencegahnya, dapat dilakukan dengan gerakan 3 M dan abatisasi,” ujar Riduanto, Rabu 15 Januari 2020.
Ia juga menjelaskan gerakan 3 M, yakni menguras, mengubur dan menutup serta melakukan penambahan abate pada wadah yang menampung air, kemudian dengan ditambah penerapan PHBS baik bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Riduanto menili cara ini lebih efektif dibandingkan memberantas nyamuk dengan pengasapan atau fogging. Masyarakat dihimbau untuk tidak memberi peluang nyamuk berkembang biak melalui genangan ataupun media yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal.
Selain itu, politikus PDI Perjuangan ini juga mengingatkan agar masyarakat bisa melakukan pengurasan secara berkala pada bak mandi ataupun tempat penampungan air di rumah masing-masing, untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk.
“Masyarakat memiliki andil besar untuk membuat lingkungan bebas dari penyakit DBD maupun penyakit endemik musim hujan lainnya. Stigma bahwa nyamuk hanya bisa diberantas dengan pengasapan atau fogging, maka harus perlahan-lahan diubah,” tegasnya.
Fogging kata dia, hanya efektif untuk memberantas nyamuk dewasa, tidak dengan jentiknya.Pada saatnya, jentik inilah akan tetap tumbuh dan menjadi nyamuk dewasa lagi.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post