SAMPIT – Persoalan sampah memang menjadi momok bagi pemerintah, pasalnya kebiasaan membuang sampah sembarangan di kalangan masyarakat sangat sulit dihilangkan. Bahkan hal ini membuat pekerjaan petugas kebersihan bertambah.
Hal itu kata Anggota Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) Darmawati, lantaran petugas kebersihan harus mengangkut sampah yang berserakan di pinggiran jalan yang bukan tempat pembuangan sampah (TPS).
“Tindakan membuang sampah sembarangan ini tentu merugikan banyak pihak, selain karena bau busuk dari sampah yang akan mengganggu warga sekitar, sampah yang berserakan juga akan menghilangkan keindahan tatanan kota dan mengganggu pengguna jalan. Lebih-lebih menambah pekerjaan petugas kebersihan,” ujar Darmawati, Selasa 24 Mei 2022.
Lanjutnya, selain kebiasaan membuang sampah sembarangan, masyarakat juga harus memperhatikan waktu pembuangan sampah ke depo sampah agar sampah-sampah terangkut semua saat petugas mengambil sampah di depo.
“Kalau tidak pagi bisa juga sore atau malam membuang sampah, karena biasanya petugas mengambil sampah itu pagi hari menjelang siang. Jadi saat siang depo-depo seharusnya sudah tidak penuh lagi atau sampah meluber luar depo,” sebutnya.
Diketahui, saat ini di Kota Sampit terdapat tujuh depo sampah skala besar dan sejumlah tempat pembuangan sementara di beberapa titik kota. Meski depo sampah diletakkan di tengah-tengah kota yang berdekatan dengan pemukiman warga, namun masih ada saja warga yang dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya.
Sering kali tumpukkan sampah menjadi sorotan berbagai pihak, seperti di sepanjang jalan belakang Stadion 29 November, Jalan Pelita Barat, Jalan MT Haryoni Barat dan beberapa lokasi lainnya yang kerap menjadi viral di media sosial lantaran banyaknya tumpukkan sampah.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post