SAMPIT – Anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Nadie mengatakan, penyebab terjadinya banjir di Kota Sampit yakni karena masih banyaknya drainase yang tidak berfungsi.
Dijelaskannya, persoalan drainase di dalam Kota Sampit masih menjadi pekerjaan prioritas di Dinas PUPR pasalnya sejumlah permukiman masih banyak yang tergenang air ketika hujan turun akibatnya rumah warga menjadi kebanjiran. “Sebenarnya jika drainase ini berfungsi dengan baik pastinya tidak ada lagi genangan air yang membanjiri rumah warga dan ini adalah tugas Dinas PUPR yang belum rampung sebab genangan air itu juga mempercepat kerusakan jalan atau gang dalam kota,” kata Nadie, Selasa 5 Oktober 2021.
Lebih lanjut, jika air hujan yang turun di wilayah padat penduduk seperti daerah perkotaan dibiarkan menggenang tentu saja banjir bukan lagi ancaman yang dapat dihindarkan. Itulah mengapa drainase dibutuhkan. “Drainase dapat didefinisikan sebagai sistem saluran air. Fasilitas yang satu ini punya berbagai peran penting dalam menunjang kelayakan hidup di perkotaan. Mulai dari mencegah banjir dengan mengendalikan kelebihan air pasca hujan, mengalirkan air ke badan air terdekat, hingga mengeringkan wilayah kota yang tergenang supaya sarana dan prasarana tetap terpelihara,” jelasnya.
Menurut Nadie, drainase yang merupakan saluran air yang terbentuk tanpa campur tangan manusia dan biasanya bahkan tanpa penunjang apa pun, misalnya sungai. Sebaliknya, drainase buatan dibentuk secara sengaja dan disesuaikan dengan pengelolaan air. Contohnya antara lain talang, kanal, selokan, dan gorong-gorong. “Dinas yang bersangkutan disaat banyaknya genangan air seperti ini harusnya kelapangan supaya mereka tau dimana titik banjir dan melihat apa penyebab terjadinya genanagan itu, jika masalahnya drainase maka selesaikan namun jika karena anak sungainya dangkal maka lakukan lah pengerokan,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post