SAMPIT – Tingginya biaya Rapid Test yang mencapai Rp 500 ribu di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ini kembali menjadi perhatian jajaran Komisi III DPRD setempat. Dalam hal ini Riskon Fabiansyah mengaku prihatin terhadap nasib orang tua para mahasiswa yang harus mengeluarkan sejumlah uang tersebut untuk memberangkatkan anaknya keluar daerah.
“Dalam kondisi seperti sekarang ini, kita ketahui dampak terberat yang disebabkan oleh Covid19 ini adalah ekonomi masyarakat, dengan biaya Rapid Test Rp500 ribu itu setiap mahasiswa sudah memaksa keadaan masyarakat menurut hemat saya, ini harus segera dicarikan solusinya oleh pemerintah daerah,” ungkapnya, Selasa 9 Juni 2020.
Legislator Partai Golkar ini juga menjelaskan, banyak mahasiswa di Kotim ini yang nantinya akan bepergian keluar daerah baik antar kabupaten maupun Provinsi bahkan ke Pulau Jawa untuk menimba ilmu disana.
“Dan salah satu persyaratan kesehatannya ya harus ada hasil Rapid Test tersebut, kalau tidak ada bisa dipastikan dia tidak bisa menimba ilmu. Maka dari itu dalam hal ini kita mendorong agar pemerintah daerah mencarikan solusi baik itu membantu meringankan beban biaya tersebut ataupun solusi lainnya,” urainya.
Bahkan Riskon juga memaparkan dalam hal ini juga, pemerintah daerah bisa saja meminta bantuan pihak ketiga melalui anggaran atau dana CSR yang nantinya diperuntukan untuk membantu beban biaya Rapid Test tersebut baik bagi mahasiswa maupun lingkungan perusahaan masing-masing dan masyarakat desa.
“Bisa saja dan masih banyak opsi lainnya baik itu dari CSR maupun pihak ketiga yang bersedia membantu meringankan beban pemerintah daerah saat ini, tinggal bagaimana caranya agar supaya hal ini bisa menjadi perhatian kita semua secara serius,”tutupnya.
(sdr/matakalteng.com)
Discussion about this post