PALANGKA RAYA – Puluhan masyarakat dan anggota Polri, terlibat bentrok, di lapangan Kantor Wali Kota Palangka Raya, Senin, 12 Februari 2024.
Peristiwa tersebut, merupakan rangkaian simulasi pengamanan Pemilu 2024 yang dilakukan Polresta Palangka Raya, dalam rangka menghadapi pesta demokrasi.
Simulasi dimulai dari datangnya sekelompok masyarakat yang tak puas akan hasil Pemilu 2024. Kemudian, terdapat oknum masyarakat yang memprovokasi melakukan unjuk rasa dengan aksi yang anarkis.
Dikhawatirkan aksi membahayakan, para personel Satbrimob Polda Kalteng, Ditsamapta Polda Kalteng, Yonif Raider 631 Antang, Kodim 1016 Palangka dan Satpol-PP Kota Palangka Raya, melakukan pembubaran massa hingga terjadi bentrok.
Hingga akhirnya, massa berhasil dibubarkan dan sejumlah oknum yang diduga melakukan aksi provokasi berhasil diamankan kepolisian.
Kapolresta Palangka Raya, Kombes Pol Budi Santosa mengatakan, simulasi tersbeut dilakukan guna meningkatkan kemampuan para personel untuk melakukan tugas di lapangan.
“Karena, sebagaimana kita ketahui bersama, jika eskalasi unjuk rasa sudah tidak dapat dikendalikan atau masuk tahapan kuning yang artinya memerlukan tindakan tegas dari aparat keamanan,” katanya.
Dijelaskannya, simulasi tersebut juga merupakan tindak lanjut instruksi Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, sekaligus untuk menyamakan persepsi dalam menangani massa.
“Untuk itu, dengan diadakannya simulasi ini diharapkan bisa mempersatukan sikap dan tindakan pasukan Dalmas dalam menangani demonstrasi secara proforsional khususnya rekan-rekan kami yang tergabung pada Operasi Mantap Brata Tahun 2023-2024,” pungkasnya.
(rzl/matakalteng)
Discussion about this post