SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyebut kasus stunting di wilayahnya kembali naik dari 22 persen menjadi 35 persen. Kenaikan kasus tersebut berdasarkan data dari pemerintah pusat.
“Pemerintah pusat itu melakukan survei dan dari datanya kasusnya naik,” katanya, Senin 6 Mei 2024.
Disampaikan, sejauh ini Pemkab Kotim telah berupaya, berbagai program dilakukan salah satu contohnya grebek stunting. Pada program itu, Pemkab Kotim melakukan pendataan bagi ibu hamil dan anak terindikasi akan mengalami stunting, kemudian pihaknya door to door memberikan bantuan telur dan susu. Itu dilakukan selama tiga bulan.
“Harusnya kan turun kalau itu terus dilakukan. Ini kita naik dari 22 persen jadi 35 persen,” sebutnya.
Diungkapkan, kenaikan data kasus stunting itu karena pemerintah pusat melakukan survei di titik yang memang tinggi kasusnya. Selain itu, meski pihaknya telah melakukan gerebek stunting dampaknya tidak langsung terlihat. Karena perubahan fisik anak tidak langsung membaik, melainkan perlu proses untuk tubuh melakukan perbaikan tubuh.
“Tapi karena proses fisik atau perbaikan gizi perlu waktu secara bertahap. Tidak langsung, habis minum susu langsung baik, tidak, ” terangnya.
Lanjutnya, kenaikan kasus stunting ini akan dijadikan motivasi bagi Pemkab Kotim untuk lebih getol lagi melakukan upaya penekan kasus tersebut. Sehingga target pemerintah pusat menekan kasus stunting sampai 14 persen tercapai pada tahun ini.
“Untuk itu saya minta Kadis kesehatan dan jajaran untuk dirapatkan dulu langkah apalagi yang kita ambil termasuk memberdayakan Bunda PAUD di Kabupaten dan kecamatan. Sehingga kasus stunting bisa dibawah 22 persen kemarin atau bahkan 14 persen. Saya mengajak semua masyarakat atau orang tua yang anaknya menderita stunting juga melakukan upaya,” pungkasnya.
(dev/matakalteng)
Discussion about this post