SAMPIT – Sekarang kasus penipuan online sedang marak terjadi di wilayah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dimana kasus ini modusnya memesan barang bahan bangunan toko dan meminta para korban untuk membayar via transfer ke Pelaku tersebut.
Salah seorang pemilik toko bangunan di Jalan Cilik Riwut, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotim, bernama Iwan mengaku, bahwa modus para pelaku penipuan ini, menjalankan aksinya itu melakukan telepon via WhatsApp. Peristiwa itu terjadi pada bulan lalu.
Kemudian para pelaku penipuan berpura-pura memesan barang di toko tersebut serta meminta pemilik toko untuk mengirimkan nota barang. “Awalnya pelaku ini menghubungi saya melalui WhatsApp, kemudian memesan barang bangunan semen 20 sak dan meminta untuk diantarkan,” ungkap Iwan pemilik toko bangunan saat ditemui wartawan ini, Selasa 2 Mei 2023.
Kemudian dikatakannya, pelaku mengirim alamat tempat dimana barang tersebut untuk diantarkan. Setelah itu pelaku ini meminta difotokan nota barang dan pemilik toko itu juga mengirim nota barang yang dia pesan. Namun sebelumnya pelaku yang mengaku sebagai pembeli belum membayar barang yang dipesannya.
Saat itu pemilik toko tidak menyadari bahwa yang sedang menghubungi dirinya adalah penipu. “Saat karyawan atau supir saya mengantarkan barang pesanan itu, saya sebelumnya memberitahukan mereka untuk tidak menurunkan barang sebelum bayar,” ujarnya.
“Pelaku juga sempat menelpon sebelum mobil itu sampai di lokasi dan menanyakan mobil yang dipakai warna dan nomor plat mobil hingga di situ saya tidak menaruh kecurigaan terhadap penipuan ini,” ungkapnya.
Saat barang diantarkan di salah satu bengkel di depan Stadion 29 November Sampit, karyawan atau supir meminta bayaran sebelum barang itu diturunkan dari mobil, namun saat itu konsumen tersebut mengatakan bahwa uang di transfer.
“Saat sampai di lokasi, kemudian supir saya mencocokkan nota barang itu dan sebelum barang itu diturunkan supir saya meminta bayaran terlebih dahulu terhadap konsumen yang memesan semen. Namun karena konsumen saya merasa sebelumnya uang pembayaran sudah di transfer dan menunjukan bukti transfer, namun nomor yang ditransfer itu bukan nomor rekening toko kami. Saya menyuruh supir saya untuk membawa kembali bahan bangunan itu,” jelasnya.
“Kemudian saya menyadari bahwa konsumen saya terkena penipuan yang mengatasnamakan toko kami, saya langsung menyuruhnya untuk melapor ke pihak terkait, namun saya tidak tahu apakah sudah melapor atau tidak,” bebernya. Akibat peristiwa tersebut kerugian yang dialami oleh korban hampir Rp 1 Juta lebih.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post