PALANGKA RAYA – Seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar di Kota Palangka Raya, berinisial FN, menjadi korban pemerasan oleh seorang pria yang mengaku sebagai oknum anggota TNI.
Akibat peristiwa tersebut, wanita berusia 25 tahun tersebut terpaksa mengadu ke Ketua Tim Virtual Police, Bidhumas Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Ipda H. Shamsuddin.
Kabid Humas Polda Kalteng, AKBP Erlan Munaji mengatakan, kejadian berawal pada saat korban berkenalan bersama pelaku melakukan aplikasi biro jodoh, yang kemudian komunikasi berlanjut ke aplikasi pesan instan WhatsApp.
“Pada saat berkenalan, pelaku mengaku jika dirinya merupakan seorang anggota TNI yang berdomisili di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat,” katanya, pada saat dikonfirmasi, Selasa 11 April 2023.
Hubungan antara keduanya yang semakin intens, hingga membuat keduanya melakukan video call mesum atau yang kerap disebut VCS. Namun, nasib naas bagi korban, pelaku yang merupakan seorang TNI gadungan tersebut merekam aksi korban yang tengah melakukan aksi mesum.
“Kemudian, pelaku mulai melancarkan aksinya dengan modus jika handphonenya dirazia oleh Polisi Militer dan menemukan video syur korban, untuk memeras korban,” ungkapnya.
Lebih lanjut AKBP Erlan Munaji mengatakan, pelaku mulai memeras korban dengan meminta uang sebesar Rp 10 juta sebagai tanda agar kasus tersebut tidak dilanjutkan.
“Namun pada saat itu, korban bilang tidak punya uang, tetapi korban hanya punya kalung serta bersedia menjual kalung tersebut di pasar dan laku sebesar Rp 6 juta,” jelasnya.
Beruntung, korban tak mengirimkan uang tersebut dan berkonsultasi ke Ketua Tim Virtual Police, Bidhumas Polda Kalteng, Ipda H. Shamsuddin.
Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh pria yang kerap disapa Cak Sam tersebut, ternyata pria yang mengaku sebagai TNI hanyalah akal-akalan pelaku untuk meyakinkan korbannya.
Kemudian, pelaku diberikan edukasi serta pemahaman jika menyebarkan konten pornografi melanggar undang-undang ITE dan juga apabila melakukan pemerasan terhadap orang lain juga melanggar hukum pidana.
“Alhamdulillah sampai sekarang pelaku tidak jadi menyebarkan video tersebut dan mudah-mudahan ini sampai kapanpun tidak disebarkan. Karena kasihan juga korbannya sampai stress dan depresi karena diancam oleh yang bersangkutan ini disebarkan videonya yang lagi VCS,” tandasnya.
(rzl/matakalteng.com)
Discussion about this post