KUALA PEMBUANG – Dalam kurun waktu satu bulan terkahir pada Maret-April 2020, dampak penyebaran Covid-19 atau virus Corona pada sektor perekonomian mulai dirasakan masyara khususnya menengah ke bawah.
Tidak saja para pekerja buruh harian, namun juga para pedagang mengalami dampak tersebut. Belum adanya langkah-langkah konkret dari Pemerintah Daerah (Pemda) maupun dinas terkait membuat sebagian masyarakat pedagang, bahkan pembeli mulai resah.
Hal tersebut diungkapka Murjenah (49), salah seorang pedagang di Pasar Sayur dan Ikan (Saik) Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Murjenah yang menggantungkan hidupnya pada pemasokan sayur-mayur dari luar daerah bahkan pulau ini, mengaku pendapatan per harinya menurun cukup signifikan dibandingkan sebelum menghadapi situasi dan kondisi akibat penyebaran Virus Corona.
Selain itu, rempah dapur seperti bawang dan sebagainya yang dipasok langsung dari luar daerah (Pulau Jawa) tersendat dan mengalami kenaikan harga.
“Pendapatan menurun cukup signifikan dalam situasi dan konsisi sekarang. Mau-tak-mau harus menaikkan harga jual. Meskipun konsekuensinya adalah sepi pembeli,” tandasnya, Rabu 08 April 2020.
Tidak hanya Murjenah yang mengalami dilematis terkait dampak perekonomian tersebut, salah seorang warga nelayan Izat (54) yang sering membeli sayur-mayur di Pasar Saik Kabupaten Seruyan turut menuturkan bahwa kenaikan harga sembako membuatnya berpikir ekstra untuk mendapatkan penghasilan lebih seperti hari-hari sebelumnya.
“Kita ini warga perekonomian ke bawah. Naiknya harga sembako merupakan masalah serius bagi kami. Pendapatan per hari yang biasanya cukup untuk makan 2 dua hari menjadi tidak cukup,” tukasnya.
Izat berharap Pemda dan dinas terkait mampu menciptakan langkah-langkah untuk menanggulangi kenaikan harga sembako di Pasar Saik dan juga pasar-pasar di Kabupaten Seruyan agar masyarakat pedagang dan masyarakat yang menggantungkan hidup pada sumber daya alam tidak tercekik.
(zen/matakalteng.com)
Discussion about this post