NANGA BULIK – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Lamandau, H Sunarto melakukan sidak ke perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Menthobi Makmur Lestari (PT.MML) di KM 11 Nanga Bulik.
Saat dikonfirmasi, Sunarto membenarkan bahwa pihaknya telah mengadakan kunjungan ke pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT. MML beberapa waktu lalu. “Kami melakukan pengecekan terkait adanya informasi kebocoran limbah pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT. MML, saya cek langsung ke lokasi namun sudah diperbaiki oleh pihak perusahaan,” ungkapnya, Senin 15 Februari 2021.
Dirinya menjelaskan, pihak perusahaan telah mengirimkan surat terkait adanya kebocoran tersebut, setelah dicek langsung, memang benar telah dilakukan perbaikan agar limbah tidak mengalir ke luar.
“Pihak perusahaan menjelaskan, kebocoran terjadi bulan Oktober 2020 lalu, menurut pantauan kita (DLHK) belum terjadi pencemaran sungai karena masih dalam lokasi pembuangan limbah pabrik tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut Sunarto menyampaikan imbauan kepada perusahaan agar memperbaiki tanggul limbah agar disaat terjadi hujan deras tidak terjadi lagi kebocoran.
“Selama ini pihak perusahaan aktif memberikan informasi apabila terjadi sesuatu, untuk itu kita sarankan agar faktor keamanan lingkungan menjadi prioritas utama, juga untuk proses ijin land aplikasi agar mengikuti proses sesuai aturan yang berlaku,” kata Sunarto.
Sementara itu, Manager Umum PT. MML yang juga Petugas Pengawas Pelaksana Limbah & Land Aplikasi (P3LA), Kamaludin saat dikonfirmasi membenarkan bahwa telah terjadi kebocoran limbah PKS pada oktober tahun lalu. “Benar, telah terjadi kebocoran limbah pada blok H20 pada tanggal 20 Oktober 2020 akibat curah hujan yang tinggi, namun keesokan harinya langsung kita tangani, setelah menutup dengan membuat tanggul, limbah juga kita sedot dan dikembalikan ke kolam IPAL nomor 4, ” jelasnya.
Menurutnya, kejadian itu langsung dilaporkan ke DLHK Lamandau dan juga telah diperbaiki. “Jadi kalo ada informasi adanya pencemaran sungai, itu tidak benar. Kita (PT.MML) sangat konsen dengan masalah lingkungan dan *perusahaan senantiasa menerapkan manajemen ramah lingkungan*, makanya secara cepat langsung kita tangani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kamaludin membeberkan bahwa pabrik milik PT.MML telah terintegrasi dengan kebun sesuai ketentuan pemerintah, menggunakan sistem sterilisasi CMC (Compact Modular Concept) dengan teknologi terkini.
“Pabrik kita (PT.MML) memiliki teknologi dan sistem otomatis sehingga lebih efisien dan tidak merusak lingkungan, selain itu manajemen limbah dengan land aplikasi menggunakan 7 kolam limbah yang ramah lingkungan, *bahkan saat ini sedang dalam kajian untuk pemanfaatan limbah untuk peruntukan lain,” kata Kamaludin.
Dirinya berharap, dengan adanya pabrik tersebut dapat memberikan manfaat dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar perusahaan. “Selain masyarakat umum dapat menjual hasil kebun sawitnya ke pabrik untuk meningkatkan perekonomian, pihak perusahaan juga berkomitmen untuk mengolah limbah dengan sebaik-baiknya sehingga tidak merusak lingkungan dan merugikan masyarakat,” tukasnya.
(btg/matakalteng.co.id)
Discussion about this post