SAMPIT – Sejumlah event yang kerap kali digelar di badan jalan dekat taman kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ternyata menuai kritikan. Tidak sedikit yang menilai hal itu mengganggu lalu lintas dan tidak mengoptimalkan fungsi taman kota.
“Sebelumnya saya berharap semoga bupati kita saat ini senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan amanah. Dengan hormat kami meminta kepada bupati Kotim agar taman kota dikembalikan ke fungsi semula sebelum di pagar keliling dan di tanami begitu banyak pohon yang membuat gelap dan terkesan angker,” kata salah seorang tokoh masyarakat, Achmad Robita, Selasa, 5 Maret 2024.
Dijelaskannya, sebagai ruang publik terbuka yang mampu mengakomodir hajat berbagai pihak, untuk rekreasi keluarga, olahraga, hingga penyelenggaraan berbagai macam event dengan tidak mengganggu hajat hidup orang banyak lainnya.
“Pemagaran keliling taman kota pada tahun 2014 berdampak pada berkurangnya fungsi vital taman kota secara signifikan dan menghilangkan kesan taman kota yang populis atau merakyat dan mudah diakses,” ujarnya.
Sehingga khususnya para penyelenggara even tidak tertarik menyelenggarakan pagelaran di bagian dalam taman dan memilih menggunakan sebagian bahkan seluruh badan jalan. Implikasinya, hajat hidup orang banyak yang melakukan aktivitas ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan lainnya menjadi terhambat, terganggu, dan tidak efisien.
“Memang, ada beberapa akses alternatif yang bisa digunakan para pengguna jalan di beberapa sisi, tapi tetap saja orang-orang akan memilih akses jalur yang efisien, belum lagi banyak orang yang tidak tahu adanya penutupan jalan. Maka tak ayal selalu terjadi penumpukan kendaraan bahkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk seperti ketika jam berangkat dan pulang sekolah atau kerja,”bebernya.
Yang lebih fatal lagi, lanjut Robita, andai ada situasi darurat seperti terjadi kebakaran yang memerlukan akses cepat dari mobil damkar, orang sakit yang hendak ke fasilitas kesehatan (terutama yang dibawa ambulan), lebih-lebih di lokasi penutupan jalan ada fasilitas kesehat dan pendidikan.
“Nah, situasi semacam ini sudah berlangsung selama 10 tahun dan sampai saat ini belum direspon secara faktual oleh pemerintah daerah. Oleh karenanya, saya dan mungkin sebagian masyarakat yang terdampak langsung oleh situasi ini sangat mengharap perhatian dan langkah nyata dari Bapak Bupati selaku Pimpinan Daerah sekaligus Pelayan Masyarakat dengan melakukan sedikit sentuhan untuk taman kota dalam upaya merevitalisasi fungsinya,” ucapnya.
Misalnya tambah Robita, dengan membongkar pagar di satu sisi atau semua sisi dan menyediakan area lapang yang memadai di salah satu atau beberapa sisi dalam taman kota untuk memfasilitasi penyelenggaraan event.
“Sehingga semua hajat hidup seluruh lapisan masyarakat dapat terakomodir tanpa ada yang dikorbankan,” pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post