SAMPIT – Masyarakat diminta waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Dimana saat ini sejumlah wilayah kerap kali mengalami cuaca ekstrem, bahkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada saat sore hari kerap diterpa angin kencang yang disertai dengan hujan lebat.
“Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan yaitu di bulan Januari dan Februari. Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu 13 Januari 2024.
Dia juga menyebutkan sejumlah daerah di Indonesia yang dapat berpotensi terjadi hujan lebat selama satu pekan yaitu sejak tanggal 12 hingga 18 Januari 2024, salah satunya yaitu di provinsi Kalimantan Tengah. “Untuk wilayah Sumatra, Nusa Tenggara bagian Timur, Kalimantan bagian Barat dan Tengah, Sulawesi bagian Tengah dan Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua ada potensi hujan lebat. Waspada dengan dampak yang ditimbulkan seperti, banjir, longsor, angin kencang,” sebutnya.
Hujan Lebat di Kalteng Bisa Sebabkan Banjir Hingga Longsor
Sementara itu Kepala BMKG Bandar Udara H Asan Sampit Musuhanaya mengungkapkan, pada tanggal 13 Januari 2024 ini terdapat pertumbuhan awan hujan signifikan di seluruh wilayah Kotim. “Sedangkan untuk ketinggian gelombang pada siang hari mencapai 2 meter dan saat malam hari mencapai 1,5 meter. Hal ini harus diwaspadai terutama pada nelayan yang menggunakan perahu kecil,” tegasnya.
Dijelaskannya, sedikitnya terdapat tiga penyebab terjadinya cuaca ekstrem ini. Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kedua, adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatra yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
Dan, ketiga yaitu aktifitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial. Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
BMKG juga mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.
“Karena dalam cuaca seperti sekarang ini membawa payung saja tidak cukup, masyarakat harus lebih berhati hati terutama saat melintasi di bawah pohon pohon besar dan juga dataran tinggi yang bisa berpotensi terjadinya pohon tumbang ataupun longsor,” tegasnya.
Apalagi ujarnya di daerah hulu, yang memang banyak sekali daerah daerah Perbukitan yang dibawahnya banyak permukiman warga. Maka dari itu masyarakat diminta untuk tidak lengah dan selalu memantau kondisi cuaca di sekitar untuk berhati-hati.
“Sebaiknya, secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG. Dengan begitu dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem,” pungkasnya.
(dia/matakalteng)
Discussion about this post