SAMPIT – Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-54 dan Festival Seni Qasidah ikuti 986 kafilah dari 17 kecamatan yanga ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
“Setiap kecamatan telah mengirimkan kafilah, jadi MTQ ke-54 ini diikuti oleh semua kecamatan,” kata Camat Parenggean Siyono, Minggu 29 Oktober 2024.
MTQ ke-54 tahun 2023 ini diselenggarakan di Kecamatan Parenggean dan telah resmi dibuka langsung oleh Bupati Kotim Halikinnor pada Sabtu 28 Oktober 2023 malam.
Lanjut Siyono, MTQ yang diselenggarakan di wilayahnya itu setidaknya diikuti oleh 986 peserta dari 17 kecamatan yang ada di Kotim. Diantaranya, Kecamatan Antang Kalang 50 orang, Mentaya Hulu 45 orang, Baamang 70 orang, Mentaya Hilir Utara (MHU) 52 orang, Pulau Hanaut 43 orang, Cempaga 53 orang, Telaga Antang 48 orang, Cempaga Hulu 50 orang, Seranau 52 orang, Mentawa Baru Ketapang 90 orang, Mentaya Hilir Selatan (MHS) 70 orang, Kota Besi 45 orang , Teluk Sampit 78 orang, Telawang 50 orang, Tualan Hulu 45 orang dan Bukit Santuai 50 orang.
“Sedangkan untuk cabang yang akan diperlombakan antara lain cabang tilawah, Qiraat Saba’ah Hifzhil Quran, Tafsir Al Quran, Fahmil Al Quran, Syahril Al Quran, Khatil Alquran dan festival seni hadrah dan rebana, ” ucapnya.
Pembukaan MTQ dan FSQ itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kotin Irawati dan penjabat yang ada di wilayah setempat salah satunya Kepala Kementerian Agama Kotim Khairil Anwar.
Pada kesempatan tersebut ia mengungkapkan, MTQ dan FSQ tidak hanya disikapi sebagai kegiatan rutinitas seremonial semata tetapi mampu menjadi momentum strategis dalam mewarnai pelaksanaan pembangunan dan perilaku kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai Qurani.
“Serta dengan napas-napas kaidah dalam mewujudkan insan-insan yang berakhlakul karimah. Kegiatan MTQ dengan bermacam-macam lomba yang bernafaskan Islam yang menyertainya, kini sudah tidak asing lagi bagi kita umat Islam khususnya di Kabupaten Kotim,” sebutnya.
Lanjutnya, karena kegiatan seperti ini diselenggarakan di setiap tahun mulai dari tingkat desa, kelurahan hingga tingkat nasional. Kegiatan MTQ ini diharapkan menjadi parameter untuk pembelajaran Al-Quran yang berlangsung di masyarakat.
Menurutnya, melalui rumah-rumah baca Al-Quran serta Madrasah dan pondok pesantren yang tersebar di Kabupaten Kotim yang setiap tahun pemerintah daerah mengucurkan dana untuk memberikan situmulut kepada mereka.
“Apabila suatu daerah mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran Alquran yang baik di lingkungan masing-masing berarti daerah tersebut dapat melakukan pengkaderan Qari dan Qariah hafiz dan Hafizah yang berprestasi secara mandiri sehingga dapat mengirimkan kafilahnya, ” tututnya.
Namun, jika tiap waktu pelaksanaan MTQ suatu daerah selalu kebingungan mengirim utusannya maka itu menunjukkan masih perlu ditingkatkan pembinaan terhadap anak-anak didik dalam pembelajaran Al-Quran di daerah tersebut.
“Kita harus meningkatkan pemahaman terhadap Al-Quran maka akan mampu melahirkan pemahaman Islam yang moderat sebagaimana yang ditunjukkan oleh mayoritas ulama dalam sejarah Islam, ” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post