SAMPIT – Sebanyak 269 titik panas muncul di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) selama Agustus 2023, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim gencar melakukan upaya pencegahan. Diantaranya sosiasliasi ke perusahaan-perusahaan yang rentan terjadi kebakakaran hutan dan lahan (karhutla) agar tidak terjadi kenaikan status tanggap darurat.
“Hari ini kita melaksanakan sosialisasi kehutla di PT Musimas grup, gabungan 3 perusahaan PT Sukajadi Sawit Mekar, PT Naju Aneka Sawit dan PT Globalindo Alam Perkasa di gedung training centre PT Sukajadi, Sebabi. Mengingat kondisi saat ini di Kotim mengalami peningkatan hotspot yang signifikan dari bulan sebelumnya, hotspot bulan agustus 2023 sebanyak 269 titik, selama Januari sampai Agustus 2023 sebanyak 628 titik,” kata Kabid Kedaruratan Dan Logistik, Agus Mulyadi, Senin 14 Agustus 2023.
Dari titik panas itu ujarnya, ada sebanyak 79 kali kejadian dan luasan yang terukur sekitar 276,708 ha, dimana hampir setiap hari terhadi kebakaran hutan dan lahan, dan yang terbanyak selama Agustus ini adalah wilayah Mentaya Hilir Selatan dengan 60 titik panas.
“Sementara akibat asap terdeteksi Indeks Standar Pencemaran Udara (Ispu) pd 105 PM pasa katagori tidak sehat akibat terjadinya karhan terutama wilayah sekitar Kota Sampit,” bebernya.
Agus Mulyadi menyatakan bahwa Kotim dalam status siaga darurat karhutla sejak 27 Juli sampai dengan 30 September 2023, namun dalam 2 minggu terakhir eskalasi kejadian karhan meningkat khususnya jalan sekitar lingkar kota dan perumahan kota berpotensi terjadinya bencana kabut asap.
“Dan hal ini jika semakin parah bisa menyebabkan sebagai pertimbangan kenaikan status tanggap darurat,” tegasnya.
Diketahui dalam beberapa pekan terkahir pemadaman karhan oleh BPBD berkolaborasi dengan Damkar, Manggala agni, Balakar Ketapi MB Ketapang, MPA Milenial dan MPA kecamatan yang siang malam turun kelokasi karhan
Sedangkan bantuan Poslap dari BPBD provinsi ada di 6 kecamatan yaitu MB Ketapang, Seranau, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, teluk Sampit dan pulau hanaut dengan melibatkan masyarakat 5 personil dan 1 orang TNI serta 1 polri didanai oleh BPBD Provinsi Kalimantan Tengah.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post