SAMPIT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bersama Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan survei penyebab filariasis, survei juga dilakukan terhadap hewan peliharaan di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotim.
“Survei ini dilaksanakan tanggal 24 hingga 30 Oktober 2022, dengan sasaran hewan peliharaan, penduduk berisiko dan vektor pembawa. Yang turun langsung ke lokasi yaitu tim pelaksana dari BRIN bersama tim dari Dinkes sendiri,” ujar Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, Selasa 25 Oktober 2022.
Menurutnya, survei ini dilakukan karena adanya dugaan host intermediate sebagai sumber penular dan dugaan nyamuk pembawa penyakit filariasis dominan. Sehingga perlu dilakukan survei untuk mengetahuinya.
“Urgensi pelaksanaan kegiatan ini sendiri karena masih tingginya mikrofilaria rate (mf rate) di atas 1% pasca Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis yang diduga melibatkan host intermidit/hewan pembawa dan nyamuk sebagai vektor filariasis,” jelasnya.
Tambah Umar, hal ini dilakukan karena di beberapa kabupaten yang sudah menerima sertifikat eliminasi juga ditemukan lagi kasus baru, dan ditemukan filariasis pada hewan seperti kucing, kera dan anjing.
“Teknik pelaksanaan dengan melakukan survei darah jari (SDJ) pada manusia, dan pengambilan darah pada hewan, dan pengumpulan nyamuk. Nanti akan diperiksa sampel yang diambil itu dan ketemu hasilnya,” bebernya.
Dia juga menyampaikan Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria, yang pada umumnya penularannya dilakukan oleh berbagai jenis nyamuk.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post