SAMPIT – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rihel Migat mengatakan hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir ini, tidak hanya menimbulkan bencana banjir, namun juga ada dampak positifnya, yakni mengurangi jumlah titik hotspot yang terdeteksi di wilayah tersebut.
“Dari Januari sampai September ini luas lahan yang terbakar ada 30 hektar. Hujan terus mengguyur, kita terbantu. Kalau tidak, kemungkinan besar akan bertambah luasannya,” katanya, Senin 5 September 2022.
Sementara untuk titik hotspot yang terdeteksi sebanyak 70 titik. Ini turun drastis jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 100 lebih. Hal ini dikarena tahun ini, lebih banyak terbantu oleh alam, karena masih sering di guyur hujan.
Ditegaskan Rihel, dari 70 hotspot itu ada beberapa yang bukan kebakaran lahan, melainkan pembakaran kulit kelapa yang ada di Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS). Disampaikan, hotspot itu di pantau menggunakan satelit.
“Kami sudah cek, memang sebagian besar ada terjadi kebakaran hutan dan lahan seperti di Pundu dan di jalan lingkar selatan pembukaan lahan. Tapi tidak semua hotspot itu adanya kebakaran lahan, seperti di Samuda itu ternyata orang membakar sabut kelapa. Dalam waktu dekat bisa saja status siaga darurat Karhutla kita cabut jika melihat kondisi ini,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post